Kamis 05 Mar 2020 14:00 WIB

Mantan Sekjen PBB Pérez De Cuéllar Meninggal Dunia

Mantan sekjen PBB Perez De Cuellar meninggal dunia dalam usia 100 tahun.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Kantor Pusat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat
Foto: Republika TV/Irfan Junaidi
Kantor Pusat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, LIMA -- Mantan sekretaris jenderal PBB dua periode Javier Pérez de Cuéllar meninggal dunia dalam usia 100 tahun. Ia dikenal berhasil menengahi gencatan senjata antara Irak dan Iran pada 1988. Setelah masa jabatannya di PBB habis, ia membangun demokrasi di Peru.

Putranya, Francisco Pérez de Cuéllar, mengatakan, sang ayah meninggal dunia di rumah. Sekjen PBB saat ini, Antonio Guterres, mengatakan, diplomat Peru itu "inspirasi pribadi" baginya.

Baca Juga

"Kehidupan Pak Pérez de Cuéllar tidak hanya terbentang selama satu abad tetapi juga seluruh sejarah PBB, mulai dari partisipasi pertamanya dalam majelis umum tahun 1946," kata Gutteres dalam pernyataannya, Kamis (5/3).

Kematian Pérez de Cuéllar mengakhiri karier panjangnya sebagai diplomat, dari mulai menjabat sebagai sekretaris di kedutaan Peru di Paris pada tahun 1944 sampai menjadi duta besar Peru untuk Prancis.  

Ketika ia mulai menjabat sebagai sekjen PBB pada 1 Januari 1982, ia orang Peru yang kurang dikenal. Ia kandidat menjanjikan saat PBB mengalami rasa rendah diri.

Ia menjabat sebagai wakil sekjen PBB untuk urusan politik khusus. Ia muncul sebagai kandidat kuda hitam pada Desember 1981 setelah kebuntuan pemilihan sekjen selama enam pekan antara Sekjen Kurt Waldheim dan Menteri Luar Negeri Tanzania Salim Ahmed Salim.

Setelah terpilih, Pérez de Cuéllar langsung membuat gebrakan. Terganggu dengan tidak efektifnya PBB, ia merevitalisasi mesin penjaga perdamaian dunia itu. Langkah pertamanya merilis laporan sangat kritis yang "mengguncang lembaga" tersebut.

"Kami sangat dekat dengan anarki internasional baru," kata Pérez de Cuéllar saat itu memperingatkan.

Saat Israel menginvasi Lebanon pada tahun 1982 dan muncul konflik di Afghanistan, Kamboja, serta perang Irak-Iran, majelis umum mengajukan keluhan dengan mengatakan resolusi PBB "semakin diabaikan atau ditolak oleh mereka yang merasa cukup kuat melakukan hal itu".

"Masalah dengan PBB adalah entah itu tidak digunakan atau disalahgunakan oleh negara anggota," katanya dalam sebuah wawancara pada tahun pertamanya sebagai sekjen PBB.

Selama 10 tahun menjabat sebagai sekjen PBB, Pérez de Cuéllar dikenal dengan diplomasi yang tekun dan tenang dibandingkan berkarisma. Ia kerap menggunakan frasa Prancis le ton fait la chanson, yang artinya 'melodi yang menciptakan sebuah lagu, bukan kencangnya suara penyanyi'.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement