REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian (Menperin) Republik Indonesia (RI) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan ekspor kendaraan di Indonesia menunjukkan tren yang kian membaik sejak tahun 2018 hingga kini. Tren positif terjadi walaupun industri otomotif global selama 2019 cenderung lesu.
"Kinerja ekspor kendaraan bermotor roda empat atau lebih pada tahun 2019 menunjukkan tren sangat positif dimana ekspor kendaraan CBU (Completely Build Up) tercatat 332 ribu unit, naik 25,5 persen dari tahun sebelumnya," kata Agus di Jakarta, Kamis (5/3).
Sementara ekspor kendaraan CKD (Completely Knock Down) sebesar 511 ribu set atau naik sebesar 523,5 persen dari tahun 2018.
Menurut Agus, kendaraan komersial pada tahun 2019 dihadapkan pada sejumlah tantangan. Salah satu tantangan yang terasa adalah perlambatan perekonomian nasional akibat dampak ketidakpastian global serta defisit transaksi berjalan yang dialami pemerintah.
Produksi kendaraan jenis bus, truk dan pikap pada tahun 2019 terkoreksi sebesar 16,2 persen dari tahun 2018, yakni sebesar 241 ribu unit saja. Sementara penjualan domestik di tahun 2019 pun turun 10,8 persen, atau hanya 232 ribu unit.
Namun, ia optimistis industri otomotif nasional memiliki potensi sangat besar untuk berkontribusi dalam menekan defisit neraca perdagangan melalui peningkatan ekspor ke luar negeri, dan sejalan dengan target ekspor kendaraan dari Presiden Joko Widodo.
"Dengan tren yang positif ini, sebagaimana amanat Presiden Jokowi bahwa ekspor kendaraan CBU dari Indonesia ditargetkan dapat mencapai 1 juta unit pada tahun 2024," kata Agus.
Lebih lanjut, ia mengatakan pemerintah berkomitmen untuk terus memperkuat basis industri kendaraan bermotor dalam negeri melalui penguatan struktur industri pada rantai nilai serta perbaikan infrastruktur industri. Sehingga, target pertumbuhan di sektor otomotif nasional yang dicanangkan naik hingga 6 persendiharapkan bisatercapai pada tahun 2020.