Kamis 05 Mar 2020 17:16 WIB

Jubir Corona: Ada Perubahan Gejala Infeksi Virus Covid-19

Jubir penganganan virus corona mengatakan terjadi pergeseran gejala virus Covid-19

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bayu Hermawan
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto mengatakan terjadi pergeseran gejala virus corona pada pasien positif terinfeksi. Saat ini, pasien yang positif terinfeksi justru mengalami gejala yang semakin ringan.

Bahkan, Yurianto mengatakan sejumlah laporan menyebut adanya pasien yang positif terinfeksi virus corona namun tak mengalami gejala. "Sehingga orang dengan virus yang positif tapi gejala yang muncul ringan, tidak telalu berat. Panasnya tidak tinggi, batuknya juga tidak terlalu kelihatan sekali," ujar Yurianto di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (5/3).

Hal inilah yang menyebabkan alat thermal scan yang digunakan di tiap pintu masuk negara tak mendeteksi gejala infeksi virus corona. Berdasarkan laporan yang diterimanya, kasus corona ini semakin bertambah di berbagai negara selain Cina. Bahkan, dalam sehari sempat terdapat 20 negara baru yang menemukan kasus positif virus corona.

Kondisi ini pun menunjukan bahwa virus yang ada di dalam tubuh penderita tak sempat berkembang biak. Sehingga si penderita tak mengalami gejala seperti demam, batuk, ataupun sesak nafas.

"Tapi sekarang kecenderungannya virusnya ada tetapi tidak berkembang biak dengan cepat di dalam tubuh. Sehingga ada tapi sedikit. Sehingga ada tetapi gejalanya sedikit," katanya.

Salah satu yang mempengaruhi perubahan gejala infeksi virus corona ini yakni kondisi daya tahan tubuh yang baik. Selain itu, perubahan gejala infeksi ini juga dinilainya karena virus yang semakin melemah.

"Inilah yang kemudian bisa menjelaskan kenapa kok kemudian inkubasinya kok tidak lagi 14 hari. Karena daya tahan tubuhnya bagus maka tidak segera muncul gejalanya meskipun di dalam tubuhnya ada virus. Akhirnya bisa memajang lebih dari 14 hari," jelas Yurianto.

Saat ini, kasus infeksi virus corona di Cina Daratan sendiri semakin menurun. Jumlah pasien yang telah sembuh bahkan mencapai 50 persen yang sebagian besar berusia 35 hingga 40 tahun.

Sedangkan korban jiwa merupakan kelompok usia tua yakni sekitar 65-75 tahun dan hampir 70 persen memiliki penyakit kronis sebelum terinfeksi yang dapat mempengaruhi daya tahan tubuh.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement