Kamis 05 Mar 2020 18:40 WIB

Pertemuan Turki-Rusia Kesempatan Terakhir Bagi Konflik Idlib

Presiden Turki menarget dapat mewujudkan gencatan senjata di Idlib.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Warga  memperhatikan gedung yang hancur akibat serangan udara pasukan pemerintah Suriah di Kota Ariha, Provinsi Idlib Suriah, Rabu (15/1).
Foto: Ghaith Alsyayad/AP
Warga memperhatikan gedung yang hancur akibat serangan udara pasukan pemerintah Suriah di Kota Ariha, Provinsi Idlib Suriah, Rabu (15/1).

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pertemuan antara kepala pemerintah Turki dan Rusia akan menjadi kesempatan terakhir untuk menghindari ketegangan lebih lanjut di Suriah. Presiden Turki Tayyip Erdogan bertekad untuk meraih gencatan senjata.

Pasalnya, ia sudah kehilangan banyak pasukan di Provinsi Idlib, Suriah dan akan menghadapi gelombang imigran baru bila ketegangan terus berlangsung. Presiden Rusia Vladimir Putin pun siap membuat penawaran.

Baca Juga

Ketika krisis imigran baru di perbatasan Eropa maka semua mata tertuju pada pertemuan yang digelar di Moskow tersebut. Kedua kekuatan terbesar di Suriah berusaha meraih kesepakatan yang juga sesuai dengan agenda masing-masing.

Kesepakatan apa pun yang berhasil diraih tampaknya hanya akan menghentikan sementara ketegangan di Idlib. Hal itu mendorong pasukan pemerintah Presiden Bashir al-Assad yang didukung Rusia mundur dari serangan-serangan yang telah menciptakan penderitaan bagi 3 juta jiwa yang terperangkap di Idlib.