REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) disebut masih berpotensi menurunkan suku bunga acuan pada tahun ini. Direktur Utama Mandiri Investasi Alvin Pattisahusiwa memperkirakan pemangkasam suku bunga bahkan bisa mencapai 50 basis poin.
Langkah tersebut dinilai memungkinkan untuk mengantisipasi dampak kondisi global terhadap perekonomian dalam negeri. "Masih ada satu sampai dua kali lagi pemotongan tergantung seberapa besar dampaknya," kata Alvin, Kamis (5/3).
Menurut Alvin, penurunan suku bunga acuan dalam negeri biasanya akan mengikuti pemotongan suku bunga Federal Reserved (The Fed). Belum lama ini, The Fed telah menurunkan suku bunga hingga 50 bps.
Untuk mengantisipasi penurunan suku bunga The Fed tersebut, Alvin memperkirakan BI hanya akan memotong suku bunga sebesar 25 bps. Namun, pemotongan lebih dalam berpotensi dilakukan apabila dampak virus corona baru COVID-19 semakin meluas.
Alvin menegaskan pemangkasan suku bunga ini diharapkan berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Pemotongan suku bunga acuan diharapkan bisa menjadi stimulus bagi perekonomian nasional.
Pada 20 Februari lalu, BI menurunkan suku bunga acuan 7Days Reverse Repo Rate (7DRRR) sebesar 25 basis poin atau 0,25 persen. Hal ini dipengaruhi oleh penyebaran wabah COVID-19.