Kamis 05 Mar 2020 19:10 WIB

Virus Corona, Mahfud: Tak Usah Panik, Tingkat Kematian Kecil

Mahfud menyebut penyakit paru-paru 50 kali lebih banyak korbannya dari Corona.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mohammad Mahfud MD.
Foto: Abdan Syakura
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mohammad Mahfud MD.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD kembali mengingatkan agar masyarakat tidak panik menyusul dua orang warga Depok yang positif terjangkit virus COVID-19 atau Corona. Menurut Mahfud tingkat kematian Corona kecil.

"Saya imbau agar virus Corona tidak membuat kita panik karena itu penyakit seperti yang lain, yang sebenarnya tingkat kematiannya kecil dibandingkan penyakit lain. Flu biasa itu lebih banyak korbannya yang meninggal. Bahkan, penyakit paru-paru 50 kali lebih banyak dari ini kan (virus Corona)," kata Mahfud di Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jakarta, Kamis (5/3).

Baca Juga

Mahfud menegaskan aparat kepolisian akan menindak tegas masyarakat yang mengambil keuntungan dari isu Corona ini, yakni dengan melakukan penimbunan barang seperti masker dan lainnya.

"Pemerintah sudah menyatakan bisa dianggap kejahatan ekonomi subversi di bidang ekonomi kalau orang menimbun barang, melakukan rush dan sebagainya untuk ambil keuntungan dari isu ini," katanya.

Oleh karena itu, aparat kepolisian bisa bertindak bagi masyarakat yang tidak jelas dengan tiba-tiba memborong barang kemudian dijual dengan harga sangat mahal. "Polisi akan mencari pasal-pasal pidananya," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini kembali menegaskan bahwa pemerintah siap menghadapi Corona dan sudah memiliki peralatan dan dokter yang diperlukan. "Jadi, jangan takut untuk Corona ini. Kita hadapi secara wajar saja. Gitu saja," ujar Mahfud

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement