REPUBLIKA.CO.ID,PADANG -- Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Barat (Sumbar) Maulana Yusran mengatakan fenomena virus Corona yang kini menjadi isu global telah berdampak negatif terhadap dunia pariwisata Sumatera Barat.
Semula menurut Maulana, penggerak pariwisata Sumbar mulai merasa ada harapan gairah pariwisata kembali naik setelah adanya penurunan tarif tiket pesawat untuk penerbangan lokal. Seperti diketahui kata Maulana, pariwisata Sumbar sempat anjlok karena kenaikan tarif tiket pesawat sejak awal 2019 lalu.
Setelah ada penurunan tarif tiket pesawat, dunia pariwisata Sumbar lanjut Maulana dihadapkan dengan fakta kemunculan virus Corona sehingga minat wisatawan datang ke Sumatera Barat kembali turun. "Semula dengan turunnya tiket pesawat, ada harapan baru buat pariwisata Sumbar. Ternyata ada virus corona yang imbasnya juga ke pariwisata kita," kata Maulana kepada Republika, Kamis (5/3).
Penurunan jumlah wisatawan yang menyewa kamar hotel di Sumbar menurut Maulana terlihat dari tingkat okupasi yang sekarang berada di angka 30 persen. Maulana menyebut banyak tamu yang memesan kamar hotel membatalkan agendanya karena tidak nyaman dengan isu virus Corona.
PHRI meminta pemerintah dan instansi terkait supaya menciptakan suasana kondusif agar masyarakat tidak melulu dihantui rasa takut tertular virus Corona.
Maulana juga menyarankan supaya setiap bandara menyediakan thermo scanner tidak hanya untuk kedatangan internasional, tapi juga di pintu kedatangan domestik. Sehingga masyarakat luar menurut Maulana merasa percaya bahwa Sumatera Barat serius dalam mengantisipasi masuknya virus Corona.
Selain itu, lanjur Maulana, pemerintah harus mempublikasikan kesiapan penanganan Corona termasuk sejak menjaga pintu masuk seperti bandara dan pelabuhan laut sampai kepada kesiapan rumah sakit untuk penanganan bila ada pasien corona.
"Dalam situasi ini, kami tidak berharap pariwisata kita segera bangkit. Tapi setidaknya terus berlangsung," ujar Maulana.