Kamis 05 Mar 2020 20:04 WIB

Terima Kasih Emak Terima Kasih Abah Bukan Keluarga Cemara

Film Terima Kasih Emak Terima Kasih Abah tak bercerita tentang Keluarga Cemara.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Para pemeran dan kru film Terima Kasih Emak Terima Kasih Abah yang segera tayang 16 April 2020.
Foto: Republika/Shelbi Asrianti
Para pemeran dan kru film Terima Kasih Emak Terima Kasih Abah yang segera tayang 16 April 2020.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Rumah produksi Alimi Pictures menghadirkan film perdananya bertajuk Terima Kasih Emak Terima Kasih Abah. Sinema keluarga yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya penulis FX Rudy Gunawan itu dijadwalkan tayang di bioskop pada 16 April 2020.

Produser eksekutif film, Anas Syahrul Alimi, menjelaskan keistimewaan sinema yang bisa disingkat dengan sebutan Teta Movie itu. Film melibatkan para pemeran dari sinetron keluarga populer di era 1990-an, Keluarga Cemara. Sinema pun diarahkan sutradara yang sama.

Baca Juga

Sineas Dedi Setiadi kembali menyatukan pemeran Abah dan Emak yang ikonik, Adi Kurdi, dan Novia Kolopaking. Sementara, anak-anak Abah dan Emak bernama Iis (Ceria Hade), Rara (Anisa Fujianti), dan Gigi (Pudji Lestari), serta anak angkat Ceria (Cut Ashifa).

Meski nama-nama itu memiliki kemiripan dengan versi sinetron, Anas menegaskan bahwa  Terima Kasih Emak Terima Kasih Abah tidak ada hubungannya dengan Keluarga Cemara. Sinema memiliki cerita yang berdiri sendiri karena kisahnya diadaptasi dari novel lain.

"Hanya saja pemain-pemain dalam film ini memang pernah bekerja sama dalam sebuah sinetron fenomenal. Karakter, nama, atau cerita, tidak ada hubungannya sama sekali," ungkap Anas.

Pasalnya, lisensi kekayaan intelektual Keluarga Cemara sudah dimiliki Visinema Pictures yang menggarap versi layar lebarnya. Kesamaan yang ada ialah Teta Movie juga mengusung tema dan semangat keluarga.

Anas menjelaskan, Teta Movie menonjolkan reuni pemeran yang diharapkan bisa mengobati kerinduan masyarakat. Menurut dia, apapun dengan unsur nostalgia selalu menarik disimak serta menjadi pengalaman berkesan yang penuh kenangan.

"Analoginya, lebih memilih nonton Guns N' Roses yang formasi sekarang atau reunian? Tentu saja lebih menarik yang reunian," kata Anas yang juga merupakan CEO promotor musik Rajawali Indonesia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement