REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengingatkan masyarakat terutama di DKI Jakarta untuk tetap waspada dan tidak lengah terhadap demam berdarah dengue (DBD) di tengah kepanikan akibat virus corona. Kasus DBD di Tanah Air pada 2020 telah mengakibatkan 94 orang meninggal dunia.
"Karena curah hujan terkadang masih cukup tinggi dan ini berpotensi DBD. Jangan nanti karena fokus pada virus corona malah lengah dengan ancaman DBD," kata Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi di Jakarta, Kamis (5/3).
Hal tersebut diingatkan kembali oleh Kemenkes sebab kemunculan demam berdarah di DKI Jakarta biasanya terjadi setelah adanya peningkatan kasus di berbagai daerah lain. "Apalagi akhir-akhir ini kita melihat begitu banyak kasus demam berdarah, jadi ini ada peluang," kata dia.
Ia mengimbau pemerintah dan masyarakat untuk tetap waspada serta tidak hanya fokus pada penanganan virus corona yang marak belakangan ini. "Takutnya karena fokus corona, lalu demam satu atau dua hari dan kemudian tidak menunjukkan gejala, masyarakat tidak menganggap adanya kemungkinan terjangkit demam berdarah," ujarnya.
Sebab, dalam kasus demam berdarah, fase kritisnya ialah pada hari ketiga dan keempat yakni saat penderita merasa sudah sehat. Padahal, terkadang itulah masa-masa masuknya pre-shock DBD. Secara umum, kasus DBD di Tanah Air telah mengakibatkan 94 orang meninggal dunia pada Januari hingga awal Maret 2020. Angka tersebut total dari 14.716 kasus secara nasional.
Data kematian tersebut di antaranya berada pada zona merah Nusa Tenggara Timur (NTT) 29 orang, Jawa Barat 15 orang dan Jawa Timur 11 orang. Kemudian pada zona kuning tujuh kasus kematian akibat DBD di Lampung, empat di Jawa Tengah, tiga di Bengkulu dan tiga di Sulawesi Tenggara.
Kemudian masing-masing dua kasus kematian di Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Sulawesi Tengah. Terakhir masing-masing satu kasus kematian di Provinsi Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Barat.