REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Uni Emirat Arab telah berkoordinasi dengan Pemerintah China untuk melakukan proses evakuasi warga negara-negara Arab dari Kota Wuhan di China. Para pengungsi akan diterima di Emirates Humanitarian City yang baru didirikan di UAE.
"Para pengungsi akan menjalani tes dan pemantauan medis untuk memastikan kesehatan dan keselamatan mereka," kata Nurkhalis tim media UEA kepada Republika.co.id, Kamis (5/3).
Langkah ini dilakukan untuk mengikuti arahan Presiden Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan dan yang Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan, Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA.
Dua pejabat itu meminta untuk membangun fasilitas dan tim kesehatan bersama negara-negara tetangga Arab dengan melakukan pengawasan, perawatan medis dan pencegahan setelah mereka dievakuasi dari pusat wabah COVID-19 di kota Wuhan di Cina.
Berdasarkan keterangan tertulis yang disiarankan Kedutaan Besar Uni Emirat Arab di Jakarta, bahwa sebuah pesawat khusus telah membawa sekitar 215 orang dari Wuhan dilengkapi dengan sistem penyaringan udara kabin HEPA.
"Perlengkapan medis dan peralatan diperlukan untuk melaksanakan prosedur evakuasi, bersama dengan tim respon medis dan awak kabin yang dilatih untuk melakukan evakuasi," kata Nurkhalis.
Menurutnya, Uni Emirat Arab telah menetapkan sesuai dengan standar tertinggi untuk memfasilitasi perawatan berkualitas tinggi bagi individu yang dirawat. Pasien dipastikan privasi dan martabat selama mereka tinggal di karantina.
"Para penderita terduga Corona akan menjalani periode karantina 14 hari di mana mereka akan melakukan tes medis dan laboratorium yang diperlukan, dan dipantau untuk memastikan kesehatan dan keselamatan mereka," ujarnya.
Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Internasional UEA bersama Kedutaan Besar UEA di China telah berkoordinasi dengan kedutaan negara terkait untuk mengatur proses evakuasi sebagai bagian dari upaya berkesinambungan UEA untuk meningkatkan kerja sama dengan pemerintah China untuk mengendalikan penyebaran virus.