REPUBLIKA.CO.ID, JAKKARTA -- Pecatur Indonesia Novendra Priasmoro masih harus bekerja keras meski meraih gelar Grand Master (GM) kedelapan untuk Indonesia. Manajer tim sekaligus Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PB Percasi Kristianus Liem mengatakan bahwa Novendra harus mau berubah dan tidak hanya mengandalkan pelatih apabila dia mau menaikkan rating hingga 2.600 atau 2.700 poin.
"Soal potensi ada tapi kerja kerasnya ini dia belum tahu dan belum ada. Dia merasa latihan selama ini cukup padahal itu tidak cukup untuk (meraih) poin 2.600 hingga 2.700," kata Kristianus di Jakarta, Kamis.
"Dia harus mau berubah, dalam artian di dunia catur sekarang sudah memakai ilmu sains. Nah dia masih kurang dan latihannya masih seperti biasa," ujarnya menambahkan.
Kristianus mengatakan, Novendra masih kurang lihai saat menerapkan strategi pembukaan bertipe menyerang. Maka menurutnya, pecatur berusia 20 tahun itu perlu mulai melakukan riset dan mempelajari data-data sebagai referensi untuk mengetahui strategi lawan.
Apalagi kini sudah tersedia database yang menyediakan seluruh strategi yang biasa digunakan oleh para pecatur elit di seluruh dunia. Database itu bakal berguna bagi Novendra untuk menentukan permainan saat menghadapi lawan.
"Kembali ke Novendra lagi. Kalau dia mau, jadi GM menjadi titik awal untuk masuk ke kelompok GM elit. Nah itu tida bisa mengandalkan masukan pelatih tapi dari dirinya sendiri," tuturnya.
Akhirnya terwujud
Penantian 16 tahun untuk melahirkan kembali pecatur bergelar GM akhirnya terwujud melalui Novendra Priasmoro setelah mencetak kemenangan pada babak ketujuh turnamen catur Liberec Open 2020 di Liberec, Republik Ceko.
Gelar GM diraih Novendra pada babak ketujuh turnamen Liberec Open setelah mencatat kemenangan untuk ketujuh kalinya secara beruntun dengan mengalahkan IM Klaudia Kulon yang memiliki rating 2.335 dari Polandia pada langkah ke-25 pembukaan Serangan Trompowsky. Kemenangan ini memastikan tambahan rating 11 poin bagi Novendra untuk memenuhi persyaratan GM sebesar 2.500. Kini ia telah menaikkan rating elo-nya menjadi 2.502 poin.
Terakhir, Indonesia memiliki GM melalui Susanto Megaranto yang meraih gelar tersebut di usia 17 tahun pada 2004. Susanto memecahkan rekor Utut Adianto yang pernah menjadi pecatur termuda Indonesia yang meraih gelar GM di usia 21 tahun pada 1986.
Sebelumnya, Indonesia telah memiliki GM lainnya, yaitu GM Herman Suradiradja (1977), GM Herman Ardiansyah (1986), GM Utut Adianto (1986), GM Edhi Handoko (1994), GM Ruben Gunawan (1999), GM Cerdas Barus (2002), dan GM Susanto Megaranto (2004).