REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Dokter Emergency Indonesia menyarankan pemerintah untuk meningkatkan sosialisasi terkait kesiapan menangani virus COVID-19 agar masyarakat tidak panik. "Saya kira masih perlu ditingkatkan, karena masih banyak juga masyarakat menerima informasi-informasi yang hoaks," kata Ketua Perhimpunan Dokter Emergency Indonesia (PDEI) Dr Mohammad Adib Khumaidi melalui sambungan telepon di Jakarta, Kamis (5/3).
Ia mengatakan informasi-informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya itu membuat masyarakat panik, bukan malah menenangkan. Untuk itu, ia menyarankan perlunya transparansi terkait informasi yang berkaitan dengan perkembangan virus COVID-19 di Indonesia dan terkait dugaan-dugaan yang mengarah pada proses pemantauan dan pengawasan.
"Itu juga harus disosialisasikan dengan baik supaya masyarakat juga terpapar dengan informasi yang akurat dan transparan," ujarnya.
Kemudian, selain menyarankan pemerintah untuk meningkatkan sosialisasi terkait penanganan virus, Adib juga mengimbau masyarakat untuk tidak panik tetapi tetap waspada. "Kepanikan itu jangan sampai kemudian mengurangi kewaspadaan. Karena kalau panik biasanya kehilangan objektivitas," katanya.
Karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk selalu berkomunikasi dan mencari tahu informasi yang benar dari sumber yang terpercaya. Selain itu, untuk mencegah penularan, ia juga menyarankan masyarakat untuk tetap waspada dengan menjaga pola hidup sehat.
Kemudian menjaga kebersihan, memakai masker di tempat-tempat keramaian dan membiasakan cuci tangan juga perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. "Banyak makan makanan bergizi terutama buah. Kemudian minum air putih banyak dan sayur-sayuran untuk meningkatkan daya tahan tubuh kita," kata Adib.