Jumat 06 Mar 2020 06:06 WIB

Hari Jumat Dulu tak Ada, Siapa Pertama Kenalkan Jumat?

Hari Jumat dalam tradisi masyarakat Arab dikenal dengan Al Arubah.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Hari Jumat dalam tradisi masyarakat Arab dikenal dengan Al Arubah.  Shalat Jumat ilustrasi.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Hari Jumat dalam tradisi masyarakat Arab dikenal dengan Al Arubah. Shalat Jumat ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Islam memiliki hari istimewa atau hari yang lebih baik daripada hari lainnya, yaitu Jumat. Karena itu, membaca beberapa doa pada malam Jumat akan membuat hari-hari kita selanjutnya lebih berkah dan dirahmati Allah SWT.

Namun, siapa yang pertama kali memperkenalkan hari Jumat? Dalam buku Pengantin Ramadhan, Muchlis M Hanafi menjelaskan bahwa sebelum datangnya Islam, bangsa Arab memang tidak langsung menyebut hari Jumat, tetapi disebut al-Arubah. 

Baca Juga

Menurut dia, yang pertama kali memperkenalkan kata jumu'ah sebagai pengganti arubah justru adalah kakek Nabi Muhammad SAW yang bernama Ka'ab bin Lu'ay. 

Lulusan al-Azhar, Mesir, ini mengatakan, pada hari itu suku Quraisy selalu berkumpul di rumah Ka'ab yang selalu mengingatkan mereka akan kedatangan seorang nabi, yaitu Rasulullah SAW. Menurut Muchlis, hari itu disebut jumu'ah karena pada hari itu orang sering berkumpul melakukan shalat dengan tata cara yang berbeda dengan shalat lima waktu lainnya. 

Hari Jumat juga disebut sebagai sayyidul ayyam atau berarti 'tuannya semua hari'. Dalam beberapa hadits telah disebutkan bahwa hari Jumat merupakan hari yang paling baik dibandingkan hari lainnya. Karena itu, pada hari Jumat, umat Islam berkumpul dan bersujud kepada Allah SWT. "Sungguh hari Jumat adalah tuannya hari-hari dan yang paling agung di sisi Allah." (HR Ahmad dan Ibnu Majah).

Pada hari Jumat maupun malam Jumat, umat Muslim juga dianjurkan untuk membaca shalawat Nabi. Jika seorang hamba selalu membaca shalawat atau doa, Allah SWT akan mencintai dan senang kepada hamba-Nya. Rasulullah SAW bersabda.

“Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku pada hari dan malam Jumat. Barang siapa membaca shalawat untukku satu kali maka Allah membalasnya sepuluh kali." (HR Baihaqi).

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement