REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purbalingga, mulai menyalurkan bantuan dana tabungan Program Indonesia Pintar (PIP), khususnya bagi siswa Sekolah Menengah Purtama (SMP). Kepala Dindikbud Kabupaten Purbalingga, Setiyadi, menyebutkan pada tahun 2020 ini, ada 1.156 pelajar SMP di Purbalingga yang mendapat bantuan tersebut.
''Seluruh penerima program bantuan ini berasal dari keluarga tidak mampu. Kami berharap, bantuan ini bisa meringankan beban keluarga mereka dalam memberikan pendidikan bagi anaknya,'' jelasnya saat menyerahkan Buku Tabungan PIP di Balai Desa Bedagas, Kecamatan Pengadegan, Kamis (5/3).
Dia menyebutkan, PIP merupakan program bantuan tunai pendidikan yang berasal dari pemerintah pusat. Sasarannya merupakan anak usia sekolah yang berasal dari keluarga miskin, rentan miskin yang memiliki Kartu Keluarga Sejahterea, dan peserta Program Keluarga Harapan (PKH). ''PIP juga memprioritaskan bagi anak usia sekolah yang termasuk yatim piatu, penyandang disabilitas, serta korban bencana/musibah,'' katanya.
Melalui program ini, pelajar mendapatkan bantuan uang tabungan bervariasi. Bagi siswa kelas VII mendapat bantuan Rp 375.000 per tahun, sedangkan pelajar kelas VIII - IX mendapat bantuan Rp 750.000 per tahun.
Bupati Dyah Hayuning Pratiwi dalam acara penyerahan bantuan tersebut, mengatakan kebijakan pemerintah pusat saat ini banyak berfokus pada upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satunya pada sektor pendidikan. ''Oleh karenannya saat ini banyak bantuan pendidikan, baik dari pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten. Seperti yang kita serahkan kali ini, juga merupakan bantuan dari pemerintah Pusat,” katanya.
Dia menyebutkan, Kabupaten Purbalingga termasuk kabupaten yang banyak mendapat bantuan di bidang pendidikan. Selain program PIP, di Purbalingga juga ada fasilitas pendidikan yang telah diberikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, yakni sekolah gratis untuk SMA/SMK negeri. ''Untuk Pemkab Purbalingga, kita juga memiliki program biaya pendidikan untuk Anak Usia Sekolah Tidak Sekolah (AUSTS) agar anak putus sekolah bisa kembali bersekolah,'' katanya.
Dia berharap, melalui berbagai program bantuan tersebut, motivasi siswa untuk belajar menjadi semakin tinggi. Sedangkan kepada orang tua wali murid, Bupati berpesan agar jangan pernah lelah untuk terus mengantarkan anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. ''Putus sekolah tidak mesti karena faktor ekonomi, akan tetapi juga karena ketidakpedulian orang tua terhadap pendidikan anak,'' katanya.