Jumat 06 Mar 2020 08:49 WIB

Hidup Satu Abad Sang Penyair Berkat Doa Rasulullah SAW

Doa Rasulullah SAW kepada sejumlah sahabat terkabul.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
Rasulullah SAW mendoakan sejumlah sahabat dan terkabul. Hewan yang pernah jadi tunggangan Rasulullah SAW (ilustrasi).
Foto: ist
Rasulullah SAW mendoakan sejumlah sahabat dan terkabul. Hewan yang pernah jadi tunggangan Rasulullah SAW (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ucapan-ucapan Rasulullah SAW senantiasa terkabul dan didengar para penghuni langit. Beberapa doa yang dilontarkan Rasulullah SAW senantiasa Allah SWT kabulkan. 

Seperti dinukilkan dalam buku berjudul Pribadi Muhammad karya Dr Nizar Abazhah, Nabi SAW mendengarkan puisi di masjid dan memberi ijazah (izin) kepada sejumlah penyair. Seperti saat beliau menyimak Hassan ibn Tsabit membacakan puisi-puisinya.

Baca Juga

Nabi SAW bersabda, "Ruh Kudus (Jibril) akan selalu meneguhkanmu selama yang kau embuskan adalah Allah dan Rasul-Nya." (HR Muslim dari Aisyah). Nabi SAW juga menyimak Ka'b ibn Zuhair mengalunkan kasidah yang dibuka dengan bait:

"Begitu utama Su'ad. Hari ini hatiku mabuk kepayang. Terbelenggu, jejak luka tak tertebus."

Nabi Muhammad SAW memberi izin kepada Ka'b serta memberinya maaf setelah sekian lama memusuhi kaum Muslim dan menyerang mereka lewat puisi-puisinya. 

Selain itu, Nabi SAW juga menyambut al-Khansa' dan memintanya membacakan kasidah. Namun, suatu waktu ia pernah mendebat al-Nabighah al-Ju'di dalam kasidah yang bait pembukanya berbunyi:  

"Pejamkan sejenak. Bayangkan berhijrah. Walau itu telah dirampas waktu."

Ketika sampai pada bait:

"Kami telah menginjak langit. Kemuliaan kami, bahkan domba betina kami. Dan sungguh kami berharap lebih tinggi lagi." 

Nabi bertanya, "Ke mana, wahai Abu Laila?"

Dijawabnya, "Ke surga. Insya Allah."

Ketika sampai pada bait:

"Tak ada kebaikan bermurah hati.  Jika kejernihannya tak gegas dilindungi." 

Nabi SAW bersabda lagi, "Semoga Allah mengutuhkan gigimu." 

Benarlah, al-Nabighah hidup 130 tahun atau sekitar itu dengan gigi utuh. 

Kendati demikian, Nabi Muhammad SAW tidak pernah bersyair walau sebaris pun. Sebab, Allah berfirman dalam surah Yasin ayat 69, yang berbunyi: "Dan Kami tidak mengajarkan syair (puisi) kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya." 

Dengan begitu, ucapan Muhammad terjaga dari peniruan dan tidak bercampur aduk dengan puisi. 

Sebagaimana Hasan ibn Ali meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW mengambil ucapan Suhaim, budak bani al-Hashas, sebagai contoh. Beliau kemudian bersabda, "Cukuplah dengan Islam dan uban sebagai pencegah bagi seseorang." 

Kemudian, Abu Bakar berkata kepada Nabi SAW, "Wahai Rasulullah, seandainya kau seorang penyair maka kau akan mengatakan, 'Cukuplah uban dan Islam sebagai pencegah bagi seseorang.'"

Namun, Abu Bakar kemudian berkata, "Aku bersaksi bahwa engkau utusan Allah. Dia tidak mengajarimu puisi, dan memang tidak pantas untukmu." 

Meski demikian, Nabi SAW memuji kata-kata yang indah dan bernas serta mendorong siapa pun untuk berkata-kata dengan baik. Seperti sabdanya, "Kalimat paling tepat yang pernah diucapkan Labid, 'Ingatlah, segala selain Allah pasti batil.'"

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement