Jumat 06 Mar 2020 11:52 WIB

40 Persen Populasi Teheran Diprediksi Bisa Tertular Corona

40 persen populasi Teheran diprediksi tertular virus corona pada Maret.

Rep: Lintar Satria / Red: Nur Aini
Warga Teheran Iran melintasi jalanan kota menggunakan masker, Sabtu (22/2). Meyusul kematian 5 warga Iran yang terjangkit Corona Virus (COVID-19) pemasaran masker di negara ini melonjak drastis.
Foto: ABEDIN TAHERKENAREH/EPA EFE
Warga Teheran Iran melintasi jalanan kota menggunakan masker, Sabtu (22/2). Meyusul kematian 5 warga Iran yang terjangkit Corona Virus (COVID-19) pemasaran masker di negara ini melonjak drastis.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Spesialis penyakit menular Iran Dr Masoud Mardani memperkirakan 40 persen warga Teheran akan terjangkit virus corona atau Covid-19. Hal itu ia sampaikan dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Iran.

Dilansir dari Middle East Monitor pada Jumat (6/3), anggota Komite Nasional untuk Influenza Iran itu mengatakan, satu orang yang terinfeksi dapat menularkan ke empat orang pada waktu yang sama. Karena itu, ia memprediksi pada Maret sekitar 30 sampai 40 persen warga Ibu Kota terinfeksi virus tersebut.

Baca Juga

Ia mengatakan, banyak warga Iran yang mengunjungi pusat kesehatan dan rumah sakit karena yakin mereka terinfeksi Covid-19. Padahal, mereka hanya mengalami flu biasa.

Dr Mardani menyarankan jika kondisinya seperti itu, masyarakat lebih baik merawat diri di rumah dibandingkan datang ke rumah sakit. Ia mengatakan, jika pasien merasakan tiga gejala Covid-19, pasien tersebut harus dibawa ke rumah sakit dan dikarantina.

Dilansir dari BBC, kini Iran sudah membatasi pergerakan antara kota-kota besar. Langkah ini sebagai salah satu upaya pemerintah untuk menahan penyebaran Covid-19 yang sudah menewaskan 107 orang di negara itu.

Iran sudah menutup sekolah sampai April mendatang. Menteri Kesehatan Iran Saeed Namaki mengatakan, masyarakat sebaiknya tidak menggunakan libur itu untuk bepergian ke luar kota.  

Namaki juga meminta masyarakat untuk mengurangi penggunaan uang kertas. Langkah itu dilakukan setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan ada beberapa negara yang tidak melakukan langkah pencegahan yang cukup untuk menghentikan penyebaran virus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement