REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI mengatakan pihaknya akan melakukan penjajakan kemitraan dengan produsen masker di Jepang untuk bisa memproduksi perlengkapan kesehatan itu di Indonesia. Melalui kemitraan ini diharapkan Indonesia bisa memiliki stok masker mencukupi.
"Saya lagi jajaki dengan Jepang, kalau masker itu diproduksi di Jepang terlalu mahal menurut saya. Lebih baik Jepang yang memproduksi masker di Indonesia, itu yang saya mau coba," ujar Direktur Utama RNI Eko Taufik Wibowo di Jakarta, Jumat (6/3).
Eko mengatakan jika Jepang memproduksi masker di Indonesia, maka Jepang dapat membeli masker dari Indonesia secara murah. Saat ini RNI berjuang keras mencari dan mengupayakan bahan baku lapisan dalam masker, agar produksi masker di dalam negeri bisa berjalan kembali.
"Saya lagi berusaha, masa di seluruh dunia bahan baku masker tidak ada. Saya perintahkan bagaimana pun caranya, cari (bahan baku) itu," kata Dirut RNI tersebut.
Sebelumnya RNI mengatakan bahan baku lapisan dalam masker yang diimpor dari luar negeri merupakan komponen krusial dalam produksi masker. Eko mengatakan pihaknya saat ini mendeteksi bahan baku lapisan dalam masker itu terdapat di Prancis.
Saat ini RNI sedang terus mengejar dan mengupayakan bahan baku tersebut, mengingat jika bahan baku sudah tersedia pihaknya bisa memproduksi ribuan masker dalam waktu satu jam.
Produksi normal RNI biasanya mencapai 5-7 juta masker. Target BUMN itu minimal bulan ini bisa memproduksi 1 juta. Jika bahan baku masuk, RNI dapat cepat memproduksi dalam waktu seminggu selesai.