Jumat 06 Mar 2020 15:55 WIB

Penerbangan China-Bali Disetop, Ini Perkiraan Kerugian AP I

Pengaruh paling besar terjadi pada Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.

Red: Friska Yolandha
Petugas memantau suhu tubuh penumpang menggunakan alat pemindai suhu tubuh yang dipasang di Terminal Kedatangan Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Senin (2/3). PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I mengungkapkan pembatalan 35 penerbangan dari China ke Bali akibat wabah Corona.
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Petugas memantau suhu tubuh penumpang menggunakan alat pemindai suhu tubuh yang dipasang di Terminal Kedatangan Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Senin (2/3). PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I mengungkapkan pembatalan 35 penerbangan dari China ke Bali akibat wabah Corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I mengungkapkan pembatalan 35 penerbangan dari China ke Bali akibat wabah Corona. Pembatalan itu diperkirakan menimbulkan kerugian perusahaan Rp 48 miliar.

"Tentu saja bandara terbesar di Angkasa Pura I yakni I Gusti Ngurah Rai, Bali. Pada awal kejadian virus Corona ini terdapat kebijakan penghentian penerbangan dari China dan dampak terhadap bandara kita di Bali tersebut paling tidak ada 35 penerbangan per hari yang dibatalkan yang berasal dari 22 kota di China, termasuk Wuhan," ujar Direktur Utama AP I, Faik Fahmi di Jakarta pada Jumat (6/3).

Faik Fahmi mengatakan dari 35 penerbangan per hari itu, terdapat sekitar 6.800 penumpang per hari dari China.

"Jadi dampaknya cukup signifikan dan kita sudah menghitung dampak secara finansial loss opportunity pendapat kita dari 35 penerbangan per hari di bandara Bali yang dibatalkan dari China yakni sekitar Rp48 miliar. Itu yang hanya dari sisi penerbangan dari China," katanya.