Jumat 06 Mar 2020 19:14 WIB

Kronologi Kasus 3 dan 4 Corona: Tanpa Gejala Sesak Napas

Total saat ini ada empat kasus positif corona di Indonesia.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto yang juga juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (6/3/2020).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto yang juga juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (6/3/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Sapto Andika Candra, Antara

Pemerintah mengumumkan dua lagi pasien positif virus corona (Covid-19) yang disebut sebagai kasus 3 dan kasus 4. Juru Bicara Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, menjelaskan bahwa dua pasien positif teranyar ini merupakan hasil tracing atau penelusuran kontak terhadap kasus 1 dan kasus 2 sebagai dua pasien positif pertama di Indonesia. Keempat pasien positif ini masuk dalam klaster Jakarta dan dirawat di ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso.

Baca Juga

Yuri mengungkapkan, sejak temuan kasus 1 dan 2 yang dimumumkan awal pekan ini, pemerintah langsung melakukan pelacakan terhadap siapapun yang sempat melakukan kontak dengan dua pasien positif Covid-19 tersebut. Pelacakan pun dilakukan terhadap seluruh pihak yang sempat berada dalam satu lokasi dan waktu yang sama dengan kasus 1, yakni sebuah gelaran dansa oleh satu klub tertentu.

"Awalnya data yang diterima ada 80 orang berada di sana saat event berlangsung. Ini gabungan, ada tamu, pegawai, dan orang-orang yang ada di sekitarnya seperti tukang parkir," ujar Yuri di Kantor Presiden, Jumat (6/3).

Kemudian pelacakan pun didalami. Yuri menyebut, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan BIN ikut membantu mengidentifikasi 80 orang yang diduga pernah melakukan kontak, baik kontak dekat ataupun kontak jauh dengan pasien kasus 1. Hasilnya, jumlah terduga kontak langsung dikerucutkan menjadi 20 orang. Pengerucutan ini mengeliminasi orang-orang yang tidak berada dalam satu ruangan bersama kasus 1, seperti petugas parkir misalnya.

"Dari 20 ini didalami lagi sedekat apa kontaknya. Ternyata bisa dikerucutkan lagi menjadi tujuh orang. Tujuh orang ini kita bawa semua ke RSPI Sulianti Saroso, kemudian diobservasi dan diisolasi," jelas Yuri.

Ketujuh orang yang dirawat ini disebut memiliki gejala fisik mengarah kepada influenza ringan dan sedang. Mereka dipantau mengalami demam yang tidak tinggi dan pilek. Otoritas kesehatan kemudian melakukan pemeriksaan laboratorium terhadap ketujuhnya, meski tidak dalam waktu yang bersamaan.

"Dari tujuh orang ini kita dapat dua orang confirmed positif yang kita sebut sebagai kasus nomor 3 dan kasus nomor 4," ujar Yuri.

Menurut Yuri, pasien kasus 3 dan kasus 4 tidak menunjukkan gejala sesak napas. Keduanya hanya menunjukkan gejala demam dengan suhu keduanya 37,6 derajat Celcius dan 37,7 derajat Celcius.

"Kurang lebih masih ada keluhan batuk pilek tapi tak ada keluhan sesak napas sehingga kita berharap kondisi ini bisa kita intervensi agar dalam waktu dekat bisa jadi lebih baik," jelas Yuri.

Pemerintah merahasiakan jenis kelamin dan alamat kedua pasien kasus 3 dan 4. Namun, Yuri memberi informasi bahwa usia keduanya berada dalam rentang 30-34 tahun.

Hingga saat ini masih ada 11 pasien suspect atau terduga terjangkit virus corona di Indonesia. Seluruh 11 pasien suspect ini terdiri dari lima orang yang masuk klaster Jakarta, lima orang di luar Jakarta, dan satu orang awak kapal pesiar Diamond Princess.

Satu pasien PDP meninggal

Direktur Utama RSPI SS Mohammad Syahril di Jakarta, Jumat (6/3 menginformasikan, seorang pasien dalam pengawasan (PDP) di RSPI Sulianti Saroso meninggal dunia. Pasien yang meninggal tersebut seorang perempuan berusia 65 tahun, diketahui sudah dirawat selama sepekan di sebuah RS Swasta.

"Pasien yang meninggal kondisinya memang jelek, pakai ventilator," kata Syahril.

Menurut Syahril, pasien itu memiliki riwayat hipertensi selain indikasi sesak napas dan demam. Saat dirujuk dari Rumah Sakit Swasta ke RSPI Sulianti Saroso, kondisi pasien juga sudah menggunakan alat bantu pernapasan (ventilator).

Syahril mengatakan pihak Penelitian dan Pengembangan (Litbang) masih melakukan pengecekan apakah yang bersangkutan meninggal karena virus Covid-19 atau penyakit lainnya tersebut.

"Hasil pengecekan akan diumumkan oleh Kementerian Kesehatan," ujar Syahril.

PDP yang meninggal itu diketahui dirujuk ke RSPI Sulianti Saroso pada Rabu (4/3) dan langsung dibawa ke ruang khusus isolasi berisikan ventilator karena kondisinya yang kurang baik saat dirujuk. Pasien meninggal tersebut masuk kategori PDP karena memiliki riwayat perjalanan dari Singapura, namun Syahril mengonfirmasi bahwa pasien tidak mengalami kontak langsung dengan dua warga Indonesia yang sebelumnya dinyatakan positif COVID-19 sehingga belum kuat dugaan terpapar virus corona.

"Dia memiliki anak di Singapura, tapi bukan kontak ya dengan yang positif," kata Syahril.

Pasien meninggal dunia tersebut kini sudah dimakamkan oleh keluarganya setelah sebelumnya pihak medis RSPI memberikan alat-alat khusus sehingga tidak akan menularkan penyakit. Adapun, total pasien dalam pengawasan di RSPI Sulianti Saroso saat ini berjumlah sembilan orang.

"Jadi totalnya sembilan," ujar Syahril.

Khusus dua pasien kasus 1 dan kasus 2, menurut Syahril, kondisinya semakin membaik dan mengalami penurunan gejala. Karena itu, menurutnya, kedua pasien ini pun kemungkinan akan segera sembuh.

"Insyaallah kalau melihat hari pertama masuk sampai hari keenam, adanya suatu penurunan, tidak ada perburukan ya gejala yang ada. Jadi alhamdulilah indikator ini menjadi suatu parameter bagi kita semua bahwasanya Insyaallah dua pasien ini sembuh," kata Syahril.

Ia menjelaskan, kondisi kesehatan seperti tekanan darah, respirasi, dan juga suhu tubuh dalam batas normal. Diharapkan keluhan gejala dari kedua pasien positif corona ini akan semakin berkurang sehingga dapat kembali ke masyarakat.

Indikasi lainnya, kata Syahril, kedua pasien tersebut dapat berkomunikasi baik secara langsung maupun melalui telepon seluler dengan keluarganya. Selain itu, mereka juga dapat melakukan aktivitas sendiri tanpa bantuan orang lain.

"Kedua orang ini bisa melakukan aktivitas sehari-hari bisa makan sendiri, mengganti pakaian, dan ke kamar mandi, dan toilet sendiri tanpa harus dibantu oleh keluarga dan perawat," ujar dia.

photo
Infografis Dua Warga Depok Positif Corona - (istimewa)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement