REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prawira Bandung mempersembahkan kemenangan 79-72 atas Louvre Surabaya pada IBL Seri VI untuk Dhya Ul Haq. Yaya, sapaan akrabnya, sedang berduka karena sang ayah wafat di Gresik, Kamis (5/3).
“Kehilangan Yaya adalah kehilangan bagi semua anggota tim Prawira. Kami mendedikasikan kemenangan ini untuk Yaya,” kata Giedrius Zibenas, pelatih Prawira, dalam keterangan resmi IBL, Kamis (6/3).
“Sejak awal kami bertekad bermain dan menang buat Yaya,” tegas Arif Hidayat, pencetak angka terbanyak Prawira ke jaring Louvre dengan 19 poin.
Ghibbi, sapaan Gibenas, menyebut hasil positif Prawira sebagai kemenangan tim. Para pemain mengikuti aturan dan game plan yang telah ia buat.
"Benar, kami tidak dapat mencegah Savon Goodman dan Michael Kolawole mencetak banyak angka, tetapi pemain lokal kami mencetak poin jauh lebih banyak dibanding pemain lokal Louvre,” tegas Ghibbi.
Total pemain lokal Prawira menyumbang 38 angka di pertandingan tersebut berbanding hanya sepuluh angka di Louvre. “Saya bilang kepada para pemain kalau mereka adalah pemain lokal terbaik di liga," kata dia.
Prawira juga unggul dalam rebound dengan total 53 rebound, sementara lawannya hanya mampu mendapatkan 41 rebound. “Rebound juga jadi salah satu kunci kemenangan kami. Sekali lagi kemenangan ini adalah kemenangan tim,” ujarnya.
“Kami menang karena menjalankan instruksi pelatih secara detail, dan memperbaiki semua kesalahan,” kata Arif.
Pelatih Louvre Andika Supriadi Saputra mengakui permainan timnya tidak berjalan baik. Pada kuarter, kata dia, Louvre bermasalah dengan defense, kemudian pada kuarter ketiga stamina pemain kedodoran.
“Kuarter keempat kami semakin baik, tetapi ternyata tak cukup untuk mengejar ketinggalan,” ujar pelatih yang biasa disapa Bedu.