REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Dua bom bunuh diri meledak di luar Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Tunisia pada Jumat (6/3). Insiden ini melukai dua petugas kepolisian dan merupakan serangan paling serius yang terjadi di negara tersebut dalam beberapa bulan terakhir.
Ledakan itu terjadi di dekat gerbang utama kedutaan. Reuters melihat ada sepeda motor yang hangus terbakar dan kendaraan polisi yang rusak karena terkena ledakan. Polisi langsung menyegel tempat kejadian dan sebuah helikopter berpatroli di sekitarnya.
"Kami mendengar ledakan yang sangat kuat, kami melihat sisa-sisa tubuh dari teroris tergeletak setelah mereka mengendarai motor ke arah polisi," ujar seorang penjaga toko di sekitar Kedutaan Besar AS, Amira.
Suara sirene terdengar di jalan raya utama yang menghubungkan Distrik Lac. Kedutaan Besar AS mengimbau agar orang-orang menghindari daerah tersebut. Jalan-jalan di sekitar lokasi ledakan telah ditutup dan beberapa lembaga internasional juga ditutup.
Foto-foto di tempat kejadian ramai diunggah di media sosial. Foto tersebut menunjukkan puing-puing yang berserakan di sekitar area pos pemeriksaan keamanan di depan kedutaan, dan kendaraan yang rusak.
Musim panas lalu, ISIS mengaku bertanggung jawab atas ledakan di ibu kota Tunisia, termasuk satu bom bunuh diri di dekat Kedutaan Besar Prancis yang menewaskan satu orang polisi.
Sektor pariwisata Tunisia merosot setelah insiden dua serangan besar pada 2015 yang menewaskan puluhan pengunjung di sebuah resor di tepi pantai dan museum yang populer.