Jumat 06 Mar 2020 23:12 WIB

Konsulat China Galang Solidaritas Wuhan Lewat Pameran Seni

Pameran menampilkan karya yang menggambarkan kondisi Wuhan dan dampak virus Corona.

Model tiga dimensi dari partikel virus SARS-CoV-2 virus atau dikenal sebagai 2019-nCoV. Virus tersebut adalah penyebab Covid-19 atau virus corona jenis baru.
Foto: EPA-EFE/NATIONAL INSTITUTES OF HEALTH
Model tiga dimensi dari partikel virus SARS-CoV-2 virus atau dikenal sebagai 2019-nCoV. Virus tersebut adalah penyebab Covid-19 atau virus corona jenis baru.

REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR -- Konsulat Jenderal China di Denpasar bersama dengan Perhimpunan Persahabatan Indonesia Tiongkok (PPIT) Bali dan Sudakara Artspace menyampaikan simpati dan solidaritas bagi warga Wuhan, China melalui ajang pameran seni.

"Saya pikir tema pameran ini tujuannya untuk menyampaikan dukungan dan empati kepada mereka yang menderita karena virus Corona. Selain itu, saya ingin menyampaikan juga kepada turis Tiongkok bahwa Bali tidak hanya memiliki alam yang indah tetapi kebudayaan adat istiadat seni yang luar biasa. Kalau tahun 2019 kunjungan warga Tiongkok ke luar negeri 140 juta dan beberapa persen diantaranya berkunjung kesini saja," jelas Konsul Jenderal China di Denpasar, Gou Haodong di Sanur Denpasar, Jumat (6/3).

Ia menjelaskan terkait wabah yang merebak di Tiongkok, bahwa kini telah mencapai lebih dari 60 negara melaporkan kasus positif terjangkit virus corona termasuk Indonesia. Pihaknya mengajak seluruh elemen berjuang bersama mengatasi kesulitan ini terutama untuk saling bersimpati.

Gou Haodong mengatakan dalam pameran juga turut menampilkan karya yang menggambarkan kondisi Wuhan dan dampak virus Corona, salah satunya pada karya Polenk Radiasa yang bertajuk "1.118 Tahun Membisu". Dalam karya tersebut memperlihatkan gambar lima perempuan bermasker dengan simbol menutup mulut dan membisu.

Pihaknya juga menampilkan karya seni berupa kaligrafi bertajuk "Meskipun berada di tempat yang berbeda-beda, kita masih di bawah langit yang sama". Karya ini sekaligus sebagai bentuk memperingati hubungan diplomatik kedua negara juga solidaritas bagi Wuhan.

Selain itu, pameran ini juga menjadi ajang untuk menyongsong peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Republik Rakyat Tiongkok dan Republik Indonesia yang terjalin sejak 13 April 1950.

Menurut Gou Haodong, melalui penampilan pameran dengan beragam karya seninya mampu mencerminkan rasa persahabatan dan doa dari masyarakat Bali serta mengingatkan akan hubungan persahabatan kedua bangsa tersebut sejak lama.

"Kini saatnya memandang ke depan, 1,4 miliar jiwa masyarakat Tiongkok dan 270 juta jiwa masyarakat Indonesia dapat bergandengan tangan untuk mendorong sinergi inisiatif "Sabuk dan Jalan" serta visi "Poros Maritim Dunia", membangun komunitas manusia senasib sepenanggungan yang tentu dapat membawa kemakmuran bagi kita semua," jelasnya.

 

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement