Sabtu 07 Mar 2020 00:13 WIB

IABIE: Cegah Corona Agar tidak Jadi Teror Psikologi Massa

IABIE mengajak semua pihak mencegah virus corona agar tak jadi teror psikologi.

Red: Bayu Hermawan
Model tiga dimensi dari partikel virus SARS-CoV-2 virus atau dikenal sebagai 2019-nCoV. Virus tersebut adalah penyebab Covid-19 atau virus corona jenis baru.
Foto: EPA-EFE/NATIONAL INSTITUTES OF HEALTH
Model tiga dimensi dari partikel virus SARS-CoV-2 virus atau dikenal sebagai 2019-nCoV. Virus tersebut adalah penyebab Covid-19 atau virus corona jenis baru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE) mengajak semua pihak mencegah virus corona agar tidak menjadi teror psikologi massa dalam bentuk kepanikan yang luar biasa, sehingga perlu adanya kesepakatan penegakan status dari kondisi sebaran saat ini.

"Masyarakat sebetulnya bertanya-tanya saat ini kita berada dalam situasi virus corona yang bagaimana, baik itu cukup kritis atau cukup aman," kata Dewan Penasihat IABIE Agus Hasan Sulistiono Reksoprodjo di Jakarta, Jumat (6/3).

Baca Juga

Menurutnya, kondisi tersebut perlu untuk disampaikan kepada publik sehingga kesiapan tidak hanya dari sisi pemerintah dalam menyikapi virus corona, namun juga termasuk kapan masyarakat seharusnya mencontoh kepada negara lain dalam penggunaan masker secara menyeluruh. Agus memahami kondisi virus corona belum disebut sebagai suatu bencana karena memang perlu kriteria tertentu untuk menetapkannya.

Namun, dari beberapa kejadian yang ada termasuk masyarakat Indonesia dinyatakan positif terjangkit virus corona, perlu menjadi catatan bahwa hal ini tidak bisa hanya mengandalkan peran pemerintah saja atau pun hanya mendorong masyarakat untuk berperan serta.

"Yang paling utama adalah melakukan penanggulangan satu kejadian secara bersama-sama termasuk langkah antisipasi, baik itu pencegahan, kesiapan dan juga mitigasi," katanya.

Agus menilai langkah pemerintah sejauh ini telah melaksanakan persiapan-persiapan yang sifatnya mitigasi serta tanggap darurat. Namun, perlu pula adanya persiapan tahap rehabilitasi dan rekonstruksi termasuk benda-benda yang terpapar oleh orang yang terinfeksi.

"Ini penting sampai ke barang-barang yang terpapar sehingga penyebaran dari penyakit ini tidak terjadi lagi setelah orang yang terindikasi sembuh," ujarnya.

Selain itu, ia mengatakan masyarakat harus tetap merujuk pada metode dan kiat dari Badan Kesehatan Dunia untuk mengatasi stres dan depresi di tengah riuhnya pemberitaan terkait virus corona.

Metode itu di antaranya berbagi perasaan dengan orang lain, hidup sehat setiap hari, menghindari rokok dan alkohol serta menemukan fakta tentang virus corona dari sumber terpercaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement