REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Penggiat Keluarga (GiGa) Indonesia Prof Dr Euis Sunarti meminta Lembaga Sensor Film (LSF) Indonesia untuk melakukan sensor pada bagian film Onward yang mengandung muatan Lesbian Gay Biseksual Transgender Queer (LGBTQ). Ia menganggap, itu dimungkinkan mengingat dialog yang secara eksplisit mengungkapkan kecenderungan menyukai sesama jenis itu hanya sepintas.
"Ya disensor saja bagian itu untuk di Indonesia," kata Euis ketika dihubungi Republika.co.id.
Euis meyakini, penyensoran seperti itu sebenarnya tidak akan mengganggu keseluruhan film yang menghadirkan Tom Holland dan Chris Pratt sebagai pengisi suara tokoh utamanya ini. Terlebih, itu hanya satu kata "girlfriend" dari karakter polwan berwujud Cyclops bermata satu yang perlu ditiadakan.
Polwan bernama Specter itu merupakan karakter LGBTQ pertama yang diakui secara terbuka oleh Disney. Tokoh yang suaranya diisi oleh aktris Lena Waithe itu muncul di satu adegan, di mana dia dengan santai menyebutkan punya pacar sesama perempuan.
Euis menegasakan, LSF bisa melakukan sensor pada bagian-bagian tertentu yang tidak sesuai dengan nilai kultur dan nilai agama yang dianut di Indonesia. Artinya, film itu bisa saja diloloskan, jika memang muatan LGBTQ di film dengan rating Semua Umur itu telah disensor.
Di Malaysia, Onward mendapat rating P13. Artinya, pendampingan orang tua diperlukan untuk penonton di bawah usia 13 tahun.
Menurut Euis, pengkategorian tak terlalu efektif di Indonesia. Terlebih, selama ini rating film seolah tak berpengaruh terhadap usia para penontonnya.
Oleh karenanya, Euis berpendapat, LSF seharusnya untuk melakukan sensor pada bagian yang memang mengandung unsur LGBTQ. Film Onward tengah tayang di bioskop Indonesia.
"Lebih amannya ya disensor, sehingga itu jadi tidak ada sama sekali. Jadi lebih aman, tanpa merusak keseluruhan film. Itu kan hanya bagian kecil saja," jelas Euis.
Di Rusia, Onward disulihsuarakan dan kata "pacar" telah diubah menjadi "mitra" yang lebih netral dan menghindari menyebut kecenderungan Specter untuk menyukai sesama perempuan.
"Agaknya, cabang Disney Rusia berusaha untuk menghindari masalah yang tidak perlu dengan rilis proyek yang diantisipasi," tulis situs web Kinopoisk.