REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Antariksa AS (NASA) fokus untuk memahami potensi kelayakhunian dari planet Mars di masa lalu. Setelah upaya mengebor bebatuan dan mempelajari debu di sana, NASA menganggap ada kondisi yang memungkinkan bagi kehidupan.
Tepatnya pada 2018, wahana Curiosity NASA tak sengaja menemukan sample organik dalam tanah dan batu berlumpur di sekitar kawah Gale. Mereka menyebut, usia tanah dan batu itu berumur sekitar tiga miliar tahun.
"Kami mengidentifikasi beberapa jalur biologis untuk tiofena yang tampaknya lebih mungkin daripada yang kimiawi, tetapi kami masih membutuhkan bukti," kata penulis studi dan astrobiolog Universitas Negeri Washington, Dirk Schulze-Makuch seperti dilansir CNN Sabtu (7/3).
Dalam proses ekspedisi itu, Curiosity mengambil sampel lokasi dengan mengebor lima sentimeter di bawah permukaan di kawah, pada saat mendarat 2012 lalu. Kawah sepanjang 96 mil itu, dinamai dengan astronom Australia Walter F. Gale, yang kemungkinan terbentuknya karena dampak meteor antara 3,5 hingga 3,8 miliar bertahun-tahun lalu.
Makuch juga membandingkan, jika ada tiofena (sejenis senyawa organik) di Bumi pasti yang terpikir adalah biologis. Tetapi di Mars, kata dia, itu adalah petunjuk untuk dibuktikan lebih lanjut. Menurut dia, pada tingkat atom, molekul tiofena memiliki struktur sebuah cincin yang terdiri dari empat atom karbon dan atom belerang sehingga dianggap unsur bio-esensial.
Sementara itu, Rosalind Franklin rover dari Badan Antariksa Eropa (ESA) yang akan hadir di Mars Maret mendatang akan membawa Mars Organic Molecule Analyzer yang digadang-gadang dapat mengumpulkan dan menganalisis molekul yang lebih besar. Bahkan, NASA juga diketahui akan mencari fosil dan tanda-tanda kehidupan kuno lainnya di Mars.
Berdasarkan informasi, Instrumen Rosalind Franklin rover dapat membantu mengidentifikasi isotop karbon dan sulfur, atom yang mewakili unsur-unsur kimia. Namun, itu berbeda pada umumnya, karena mengandung jumlah neutron yang berbeda.
Dia menyebut, dibutuhkan manusia dalam upaya pendaratan di Mars itu. Selain dari penjelajah robot untuk menentukan kebenarannya.
"Seperti dikatakan Carl Sagan: 'Klaim luar biasa membutuhkan bukti luar biasa, Saya pikir buktinya benar-benar mengharuskan kita mengirim orang ke sana, dan seorang astronot melihat melalui mikroskop dan melihat mikroba yang bergerak," kata Schulze-Makuch.
Dalam upayanya, alat mereka diketahui dapat memanaskan sampel antara 932 dan 1.508 derajat Fahrenheit.
Selain dari mempelajari molekul organik yang dilepaskan melalui analisis gas. Untuk saat ini, para peneliti telah menindaklanjuti penyelidikan tentang keberadaan tiofena - senyawa organik yang ditemukan dalam batu bara, minyak mentah dan bahkan truffle putih di Bumi. Tujuannya untuk menentukan potensi asal mereka.
Dalam keterangannya, disebut bahwa kemungkinan itu bukan bukti jamur putih di Mars. Namun demikian, para peneliti berpikir bahwa tiofena kemungkinan konsisten dengan keberadaan kehidupan di Mars di masa lalu purba. Hingga kini, mereka juga telah mempublikasikan hasil penelitiannya dalam jurnal Astrobiology.
Sementara untuk misi ke luar angkasa, misi akan difokuskan pada pencarian adanya kehidupan di luar Bumi. Yang mencakup senyawa dan molekul organik, meskipun ini bisa ada tanpa kehidupan. Mereka juga menyebut, materi organik dapat menjadi salah satu dari beberapa hal: baik itu catatan yang merinci kehidupan kuno, sumber makanan untuk kehidupan atau sesuatu yang ada di tempat kehidupan.