Sabtu 07 Mar 2020 16:27 WIB

Kimia Farma Sumbar Bantah Jual Masker dengan Harga Tinggi

Kimia Farma menyatakan harga dari distributor memang tinggi Rp185 ribu per boks.

Antre beli masker.
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Antre beli masker.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Cabang Kimia Farma Sumatera Barat Rudi Hariansyah membantah apotek di Kota Padang, Sumatera Barat, menjual masker dengan harga tinggi pada saat dua warga Indonesia terjangkit virus corona COVID-19. “Itu salah paham karena harga dari distributor memang tinggi sebesar Rp185 ribu per boks dan pada saat itu masyarakat membeli dalam kondisi banyak,” kata dia di Padang, Sabtu (7/3).

Menurut dia setelah adanya surat edaran dari pusat, pihaknya menjual masker kepada masyarakat dengan harga normal, yaitu Rp2.000 per lembar. Ia mengatakan ada 23 apotek Kimia Farma yang tersebar di Sumatera Barat.

Baca Juga

Dia mempersilakan masyarakat mendatangi jika membutuhkan. Namun, ia menambahkan, penjualan sengaja dibatasi, yakni satu orang hanya diperbolehkan membeli dua lembar saja.

"Ini upaya kami menjaga stok masker, saat ini ada 20 ribu lembar masker yang ada dan sudah disebar ke 23 apotek Kimia Farma di Sumbar,"kata dia.

Selain itu, Kimia Farma Sumatera Barat juga sedang memesan masker tambahan untuk memenuhi kebutuhan apabila masker yang ada saat ini habis. Sementara itu untuk cairan antiseptik saat ini stok mulai menipis, yakni 50 unit dari 150 unit yang datang beberapa hari sebelumnya. Pihaknya saat ini tengah memesan 15 ribu unit cairan antispetik tersebut dan masih dalam perjalanan.

"Kami membeli dengan harga mahal dan menjual dengan harga normal. Kami sebagai BUMN berupaya menjaga persediaan masker dan cairan antiseptik bagi masyarakat Sumbar," kata dia.

Ia berharap agar masyarakat tidak panik dan melakukan pembelian dalam jumlah besar padahal dia tidak mengalami sakit. “Kasihan pasien yang sakit dan ingin membeli masker namun stok tidak ada,” kata dia

Ia mengakui kesulitan apabila masyarakat yang sama datang berulangkali membeli masker dan tujuannya untuk dijual kembali dalam bentuk boks. "Kamiminta bantuan masyarakat agar membeli seperlunya. Tidak hanya kepada masyarakat, pemerintah daerah juga pernah ingin membeli dalam jumlah banyak, namun tetap tidak kamiberikan,” katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement