REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah tokoh menghadiri silaturahmi keluarga besar dan pencinta Masyumi bertajuk "Masyumi Reborn" yang berlangsung di Aula Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia (DDII), Jakarta, Sabtu (6/3). Sejumlah tokoh itu, di antaranya mantan Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah, mantan Penasihat KPK Abdullah Hehamahua, mantan Staf Khusus Wapres Laode M Kamaludin, mantan Menteri Kehutanan MS Kaban, pengacara Eggy Sudjana, dan Sri Bintang Pamungkas.
Dipandu Ahmad Yani, politikus Partai Bulan Bintang (PBB), masing-masing tokoh itu diberi kesempatan menyampaikan pandangan mengenai lahirnya kembali Masyumi sebagai partai politik. Para simpatisan juga memeriahkan kegiatan yang juga mengangkat tema "Silatul Ukhuwah dan Urun Rembug Nasional Keluarga Besar Zuriyah, dan Pecinta Masyumi" tersebut.
Bachtiar Chamsyah mengingatkan pendirian parpol memang perlu, tetapi harus diperhatikan pula tata kelola kepartaiannya, terutama dalam memilih pemimpin. Jika kebanyakan parpol menggelar kongres dan semacamnya untuk memilih pemimpin, Bachtiar justru menyarankan untuk tidak melakukannya karena akan membuat partai hancur.
"Jangan melakukan kongres, pimpinlah oleh alim ulama, dikumpulkan cendekiawan, dia menyeleksi (pengurus). Kalau membuka ruang kongres, enggak lama nasibnya," katanya.
Mantan Staf Khusus Wapres Prof Laode M Kamaluddin menyampaikan bahwa kebangkitan Masyumi harus berbasiskan talenta agar bisa diterima di tengah generasi milenial. "Masyumi yang mau bangkit harus berbasis talenta. Jadi, dibutuhkan niat, keteladanan, dan talenta. Tiga syarat ini saja," kata mantan Rektor Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) tersebut.
Mantan Ketua Umum PBB, MS Kaban mengingatkan, bahwa bangsa Indonesia pernah terpecah belah karena upaya penjajah Belanda yang mengadu domba. Karena itu, kata dia, Masyumi harus terlahir kembali dengan semangat kebersamaan dan solidaritas dari para tokoh untuk bersatu membangun bangsa dan negara.