Ahad 08 Mar 2020 05:26 WIB

Virus Corona di Dunia Mencapai 100 Ribu Kasus

Penyebaran virus corona terjadi di 90 negara.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Muhammad Hafil
Virus Corona di Dunia Mencapai 100 Ribu Kasus Foto: Calon penumpang kereta api beraktivitas di samping kereta inspeksi yang dipasang iklan sosialisasi pencegahan penyebaran virus corona (Covid-19) di Stasiun Bandung, Kota Bandung, Kamis (5/3).
Foto: Republika/Abdan Syakura
Virus Corona di Dunia Mencapai 100 Ribu Kasus Foto: Calon penumpang kereta api beraktivitas di samping kereta inspeksi yang dipasang iklan sosialisasi pencegahan penyebaran virus corona (Covid-19) di Stasiun Bandung, Kota Bandung, Kamis (5/3).

REPUBLIKA.CO.ID,  LONDON -- Virus corona telah menyebar ke 90 negara di seluruh dunia. Total kasus yang ditemukan dari seluruh negara tersebut telah lebih dari 100 ribu orang, termasuk kasus baru yang ditemukan di atas kapal pesiar San Francisco, Amerika Serikat.

Wabah ini telah menewaskan lebih dari 3.400 orang dan tujuh negara melaporkan kasus pertama pada 6 Maret. Kerusakan ekonomi juga meningkat, dengan kawasan bisnis mulai kosong dan pasar saham terus berjatuhan.

Baca Juga

Banyak negara yang terkena dampak, sehingga pemerintah meminta warganya untuk tinggal di rumah dengan kantor dan sekolah ditutup. Banyak pertemuan besar, pertandingan olahraga, dan musik dibatalkan. Toko dan swalayan banyak kehabisan stok bahan pokok seperti perlengkapan mandi, air, dan masker.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan sekitar 3,4 persen dari kasus COVID-19 atau penyakit yang disebabkan oleh virus corona, telah meninggal. Angka ini jauh di atas tingkat kematian akibat flu musiman di bawah 1 persen. Badan ini pun merekomendasikan  setiap negara harus menjadikan wabah virus corona ini sebagai prioritas utama.

Banyak negara pun akhirnya melakukan penanganan serius dalam menghadapi serangan wabah tersebut. Amerika Serikat (AS) beberapa hari lalu telah mensahkan Undang-Undang untuk menyediakan 8,3 miliar dolar AS untuk meningkatkan kapasitas pengujian virus.

Saat ini, penyebaran virus telah mencapai setengah dari 50 negara bagian yang ada di AS dengan lima orang telah meninggal dunia. Kasus terbaru ini negara ini ketika kapal pesiar Grand Princess ditemukan penyebaran dari virus korona.

"Yang perlu dikarantina, akan dikarantina. Mereka yang membutuhkan perawatan medis tambahan akan menerimanya," kata Wakil Presiden Mike Pence.

Pence sebagai perwakilan AS dalam menghadapi virus korona menjelaskan, kapal pesiar itu akan dibawa ke pelabuhan non-komersial. Sebanyak 2.400 penumpang dan 1.100 awak akan diuji virus korona.

Sedangkan Iran terus menambah jumlah korban meninggal dunia karena virus tersebut. Kasus kematian melonjak menjadi 124, karena lebih dari 1.000 kasus baru didiagnosis selama 24 jam.

Negara kecil Vatikan melaporkan kasus pertama. Kasus ini ditemukan pada seorang pasien dalam pelayanan kesehatan. Laporan ini memperburuk penanganan virus yang bisa menyebar di ibukota Italia, Roma, dan mereka yang tinggal di Vatikan sering masuk dan keluar ke sekitar kota sekelilingnya. Italia adalah negara Eropa yang paling terpukul dengan jumlah korban jiwa mencapai 197 per Jumat.

Korea Selatan melaporkan 174 kasus, sehingga penghitungan nasional menjadi 6.767 kasus pada Sabtu (7/3). Sedangkan Cina terus menunjukan jumlah infeksi yang kecil, melaporkan 99 kasus baru yang terkonfirmasi.

Dengan jumlah yang bertabah di luar Cina, ada kekhawatiran ekonomi akan bergerak lambat dan mengalami kejatuhan. "Ada kekhawatiran bahwa walaupun telah ada tanggapan dari The Fed, mengingat sifat masalahnya, apakah ini sesuatu yang bisa benar-benar dibantu oleh bank sentral?" kata  ahli strategi tarif G10 di Standard Chartered Bank di London, John Davies.

Di New York, JPMorgan membagi timnya antara lokasi pusat dan sekunder di New Jersey. Sementara Goldman Sachs mengirim beberapa //trader// ke kantor sekunder terdekat di Greenwich, Connecticut, dan Jersey City.

Kota London yang menjadi ibukota keuangan Eropa, distrik Canary Wharf sangat tenang. Kantor besar S&P Global dalam kondisi kosong setelah perusahaan mengirim 1.200 stafnya pulang, dan HSBC meminta sekitar 100 orang untuk bekerja dari rumah setelah seorang pekerja dinyatakan positif menderita virus corona. 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement