REPUBLIKA.CO.ID, DEARBORN -- Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Senator Bernie Sanders meningkatkan serangan terhadap lawan masing-masing. Perebutan posisi untuk menghadapi Donald Trump bulan November mendatang semakin sengit.
"Dalam kompetisi ini kami memiliki dua orang, dan seluruh negeri, rakyat bertanya pada diri mereka sendiri kandidat mana yang terbaik untuk mengalahkan Trump, saya tidak memiliki keraguan dalam pikiran saya, bersama-sama, kampanye kami dapat mengalahkan Trump," kata Sanders di Dearborn, Ahad (8/3).
Dearborn adalah pinggir kota Detroit yang juga salah satu wilayah dengan populasi Arab Amerika terbanyak di negara itu. Di Saint Louis, Biden mengatakan ia orang yang akan menyatukan Partai Demokrat dan Amerika. Ia berjanji melakukannya dengan pesan-pesan yang optimistis.
"Jika Anda ingin kandidat yang dapat menyatukan partai, yang akan memimpin visi progresif yang positif demi masa depan, tidak membuat kampanye primary ini menjadi serangan negatif—karena jika kembali ke jalur itu hanya akan membuat Donald Trump terpilih kembali— maka mari bergabung bersama kami," kata Biden.
Sanders mengatakan Partai Demokrat tidak bisa memenangkan pemilihan presiden dengan 'gaya politik tua yang sama setiap tahun'. Sesuatu yang ironis karena Senders yang berusia 78 tahun satu tahun lebih tua dari Biden.
Tapi politisi veteran yang sudah duduk di kursi Kongres sejak tahun 1991 itu mengatakan selama puluhan tahun ia kerap menentang kekuatan mapan Partai Demokrat dan Republik. Sikap Sanders sering mengambil pilihan yang tidak populer membuatnya dianggap kredibel memimpin revolusi 'dari bawah ke atas'.
Sanders berjanji meningkatkan angka partisipasi pemilih muda, masyarakat minoritas dan kelas pekerja. Kelompok-kelompok yang angka partisipasinya paling kecil dibandingkan kelompok masyarakat lain. Dukungan kuat masyarakat Hispanik membawa Sanders memenangkan primary di Nevada dan California.
Namun Biden mengalahkannya di South Carolina dan memutar posisi keduanya. Terutama setelah mantan wakil Barack Obama itu berhasil memenangkan 10 dari 14 negara bagian di Super Tuesday.