Ahad 08 Mar 2020 13:26 WIB

Lagu Ini Jadi Simbol Perlawanan Perempuan Meksiko

Lagu "Song Without Fear" diciptakan karena banyak kasus pembunuhan di Meksiko.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Qommarria Rostanti
Aksi protes (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Aksi protes (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Kaum perempuan di Meksiko membuat lagu untuk mengampanyekan perlawanan terhadap tindak kekerasan di negara tersebut. Hal ini tak lepas dari meningkatnya kasus penculikan dan pembunuhan terhadap perempuan di sana.

Lagu berjudul "Song Without Fear" diciptakan oleh Vivir Quintana dan menjadi lagu kebangsaan bagi perempuan Meksiko. Lahirnya tembang tersebut lantaran dia mengalami kehilangan seorang teman dekat. Teman berjenis kelamin perempuan tersebut menjadi korban pembunuhan oleh seorang pria di Meksiko.

Quintana yang berusia 36 tahun dari negara bagian Coahuila ini pun menjadikan peristiwa itu sebagai pencetus lahirnya lagu "Song Without Fear". Dia menyalurkan kemarahan bersama dengan harapan akan keadilan.

"Segala persepsi saya tentang dunia berubah, mungkin saja kami menjadi korban," kata dia seperti dikutip dari Reuters.

Lagu tersebut menuntut diakhirinya pembunuhan terhadap perempuan. Fenomena ini pun menjadi pemantik aksi protes di seluruk Meksiko.

Kasus terhadap para perempuan di negara tersebut meningkat 137 persen dalam lima tahun terakhir. Kasus-kasus yang menimpa perempuan yang terjadi di sana baru-baru ini memicu kemarahan.

Quintana menyanyikan lagu itu di lapangan umum Mexico City pada Sabtu (7/3) malam bersama 40 wanita lain. Penyanyi Chle Mon Laferte juga bergabung bersama mereka. Setelah itu, lagu tersebut akan kembali dilantunkan pada pawai Hari Perempuan Internasional pada Ahad (8/3).

Sebagian lirik berbunyi, "Pada setiap menit setiap pekan, mereka (pelaku) mencuri teman kita dan membunuh saudara perempuan. Tolong, jangan lupa nama mereka, Pak Presiden,". Lirik "Song Without Fear" dibagikan kepada masyarakat.

Seruan dalam lirik lagu itu bukan hanya ditunjukan untuk Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador. Quintana menjelaskan, lagu itu menjadi kritik bagi para pemimpin di seluruh Amerika Latin untuk memprioritaskan masalah ini.

Quintana mengutip nama-nama seperti Claudia, Esther, Teresa, Ingrid, Fabiola, dan Valeria untuk menggambarkan pergerakan perempuan di Meksiko. Saat mencari nama-nama tersebut di situs pencari Google, maka akan muncul sebagai perempuan yang menjadi korban penculikan tau pembunuhan.

Video musik "Song Without Fear" sudah ditonton lebih dari 12 ribu kali sejak beberapa jam sejak diunggah secara daring pada Sabtu (7/3). "Kami ingin lagu ini tidak hanya bertahan, tidak hanya populer pada 8 Maret (Hari Perempuan Internasional)," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement