REPUBLIKA.CO.ID, PATI -- Koperasi harus terus dipertahankan dalam mendukung kemandirian ekonomi masyarakat di negeri ini. Prinsip-prinsip kegotongroyongan ekonomi yang menjadi ciri khas koperasi terbukti mampu menjadi soko guru perekonomian nasional.
Anggota Komisi VI DPR RI, Marwan Jafar bahkan menyebut, koperasi bisa menjadi ‘obat’ tatkala ekonomi negara, bahkan dunia, sedang mengalami perlambatan. Tak terkecuali saat perekonomian global masih berselimut ketidakpastian, seperti sekarang ini.
Maka, bangsa ini harus konsentrasi secara serius untuk memerjuangkan koperasi yang sudah dibentuk oleh pemerintah, karena koperasi memiliki probabilitas positif sebagai ‘penambah darah’ dari ‘lesunya’ perekonomian.
“Terutama saat negara ekonominya sedang melambat, karena koperasi ini menyangkut masyarakat yang ada di tingkatan paling bawah,” ungkapnya, di sela menggelar Sosialisasi UU No 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Ahad (8/3).
Menurut Marwan, selama ini koperasi masih diinisiasi oleh masyarakat umum atau civil society. Sementara peran pemerintah untuk memberikan pendampingan, penguatan modal, dan adiministrasi, belum terinisiasi secara maksimal.
Pemerintah, menurut dia, perlu menunjukkan peranannya agar koperasi ini bisa bersaing. “Meskipun ‘bermain’ di level tingkat bawah, dalam konteks bersaing dengan perusahan- perusahan kelas menengah juga menjadi hal yang penting,” ungkap Ketua DPP PKB ini, dalam acara sosialisasi yang dikemas dengan ‘Workshop Strategi Menjadi Pengusaha Sukses’ tersebut.
Marwan juga menambahkan, sosialisasi perkoperasian mutlak diimplementasikan secara terus-menerus kepada masyarakat. Misalnya dengan memberikan titik-titik percontohan koperasi bagus yang dibentuk masyarakat dengan difasilitasi oleh pemerintah.
Menurutnya, koperasi yang sehat adalah koperasi yang memiliki kredibilitas serta probabilitas baik dalam pendirian serta dalam perjalanan dalam memainkan perannya sebagai soko guru perekonomian.
Menurutnya, jika koperasi yang sehat bisa dibuat merata di setiap daerah, maka akan bisa meningkatkan perekonomian rakyat di negeri ini. “Sesuai dengan cita-cita Bung Hatta, yakni kegotongroyongan secara ekonomi akan bisa diwujudkan lebih baik lagi,” tambahnya.
Marwan juga menyebut, perkoperasian Indonesia mesti dipetakan ulang, apa saja masih menjadi kelemahan- kelemahan, tantangan terbesar yang selama ini masih menjadi penghambat, termasuk solusi jitu guna menyehatkan koperasi.
Baik di secara kelembagaan maupun di level individu atau keanggotaan koperasi yang bersangkutan. Sehingga berbagai persoalan yang selama ini masih menghambat tersebut dapat di eliminasi.
“Sebab potensi sumber daya yang dimiliki Indonesia sangat mendukung jika dikelola dengan prinsip- prinsip kegotongroyongan seperti koperasi,” ujar dia.