REPUBLIKA.CO.ID, Ungaran -- Produksi buah- buahan Jawa Tengah berpeluang untuk ditingkatkan lagi, guna menopang produksi buah- buahan nasional. Jawa Tengah sejauh ini baru menyumbang 12 persen dari total produksi buah- buahan nasional.
Direktur Buah Florikultura Kementerian Pertanian RI, Dr Liferdi Lukman SP MSi mengungkapkan, komoditas buah- buahan Jawa Tengah telah memiliki kualitas yang tak kalah dengan produksi buah di Negara lain.
Sebagai contoh komoditas buah durian asal Jawa Tengah telah mampu mendukung komoditas substitusi buah durian dari negara Thailand. “Demikian halnya dengan komoditas buah kelengkeng,” ungkapnya saat menghadiri acara Pembukaan Festival Buah Jawa Tengah, yang digelar di alun-alun Bung Karno, Kalirejo, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Sabtu (7/3)’
Oleh karena itu, lanjut Lukman, Kementerian Pertanian RI telah menetapkan Provinsi Jawa Tengah menjadi prioritas pertama program pertanian maju dan modern, termasuk dalam hal produksi buah- buahan.
Terkait hal ini, Kementerian Pertanian RI telah menyiapkan program- program pertanian maju dan modern di Jawa Tengah guna meningkatkan kapasitas ekspor hasil pertanian hingga tiga kali lipat.
Adapun dana yang disediakan oleh pemerintah untuk program pertanian maju dan moderen di Jawa Tengah ini mencapai sekitar Rp 81 miliar. “Pemerintah berharap, ini bisa mengakselerasi peningkatan produksi hasil pertanian di Jawa Tengah, termasuk buah- buahan,” tegasnya.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo juga menegaskan, peluang ekspor produk buah- buahan lokal Jawa Tengah, masih sangat terbuka lebar ke berbagai negara tujuan. Beberapa jenis buah eksotis seperti manggis, rambutan, buah naga dan mangga ternyata diminati pasar di kawasan Eropa.
“Saya sudah pernah berkunjung ke Rusia dan menemukan buah rambutan di sana dan itu berasal dari Indonesia,” ungkapnya.
Bahkan, lanjutnya, dalam sebuah forum bilateral perdagangan dengan Rusia, negara tersebut disebutkan mau mengirim kargo melalui penerbangan langsung untuk mengangkut produk buah khas dari Indonesia.
Artinya, lanjut gubernur, ternyata masyarakat di sana (Eropa; red) sangat menggemari buah tersebut. Sehingga itu bisa dijadikan sebagai momentum untuk meningkatkan neraca perdagangan kita dengan pasar luar negeri, khususnya di sector ekspor buah- buahan segar.
Tak hanya buah rambutan saja, orang nomor satu di Provinsi Jawa Tengah ini juga menyebutkan, sejumlah jenis buah lokal khas lainnya juga berpeluang meningkatkan nilai ekspor asal Jawa Tengah.
Di antaranya salak nglumut dan pepaya kalina yang saat ini telah menjangkau pasar ekspor Negara Singapura dan Kamboja. Bahkan buah dengan citarasa dan bentuk khas dan dinilai eksotis –saat ini-- mampu merebut hati peminat buah di pasar internasional.
Maka, pameran buah yang dihelat Sabtu dan Ahad (8/3) seperti ini menunjukkan kepada publik bagaimana kemampuan kita soal (potensi) buah- buahan yang sebenarnya sudah mulai dilirik dan bahkan sangat disukai oleh masyarakat di Eropa,
Gubernur pun mengimbau agar pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian maupun para pelaku niaga buah lokal untuk meningkatkan mutu dan kapasitas produksinya untuk menjawab kebutuhan pasar interansional tersebut.
Gubernur juga mengajak seluruh stakeholder pertanian membuat lompatan- lompatan dengan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan mutu dan produksi yang mampu mendorong nilai ekspor buah lokal di Jawa Tengah.
Di lain pihak, situasi dunia yang diwarnai oleh pergolakan perang dagang dan menyebarnya penyakit justru menjadi momentum penting untuk bisa mendorong buah lokal Jawa Tengah bisa memasuki pasar ekspor buah internasional.
Saat ini pasar buah di Tanah Air, masih menerima banyak produk impor buah- buahan dari Tiongkok. Maka, dengan situasi seperti sekarang ini, bisa dimanfaatkan untuk ‘mengubah musibah menjadi berkah’ bagi peningkatan nilai ekspor buah lokal.
Sementara itu, festival buah Jawa Tengah kali ini diikuti oleh 35 Kabupaten/ Kota yang ada di Jawa Tengah. Selain itu juga pemangku kepentingan yang peduli dengan peningkatan pemahaman buah lokal.
Selain untuk mendukung peningkatan konsumsi buah lokal oleh masyarakat, pameran kali ini juga dimanfaatkan untuk ajang promosi aneka komoditas buah unggulan dari tiap- tiap daerah.
“Ada sejumlah buah- buahan yang saat ini mulai langka ikut dipamerkan dalam festival ini, diantaranya wuni dari Magelang dan buah Alkesa dari Blora,” jelas Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah, Suryo Banendro.