Ahad 08 Mar 2020 19:43 WIB

Studi: Olahraga Kurangi Risiko Depresi pada Remaja

WHO merekomendasikan aktivitas fisik 60 menit per hari.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Olahraga (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Olahraga (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Studi terbaru menunjukkan ada relasi antara aktivitas fisik dan risiko depresi pada orang dewasa. Penelitian tersebut menyatakan olahraga dapat mengimbangi kecenderungan genetik terhadap depresi.

Orang dewasa dengan risiko genetik yang berolahraga secara teratur, memiliki sedikit kemungkinan mengalami depresi. Hasil penelitian tersebut berlaku juga pada remaja yang merupakan kelompok rentan depresi. Sayangnya, remaja jarang melakukan aktivitas fisik, terutama kaum perempuan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan satu jam olahraga sedang hingga keras setiap hari untuk remaja. Waktu tersebut di luar aktivitas apa pun yang mereka lakukan di sekolah.

Sebuah studi prospektif yang diterbitkan dalam jurnal "The Lancet Psychiatry" edisi Maret menemukan, aktivitas ringan bahkan dikaitkan dengan kesehatan mental yang lebih baik seiring bertambahnya usia.

Para peneliti melihat aktivitas remaja pada usia 12, 14 dan 16 tahun. Para partisipan memakai perangkat yang disebut akselerometer yang dapat terus mengukur aktivitas mereka pada siang hari.

Penulis pertama pada studi baru, Aaron Kandola, dari University College London, mengatakan remaja menghabiskan rata-rata hampir sembilan jam sehari untuk kegiatan yang tidak banyak memerlukan aktivitas fisik. Kebiasaan tersebut dinilainya sulit diubah secara signifikan.

Menurut Kandola, butuh waktu lama untuk mengurangi jumlah waktu yang dihabiskan remaja untuk aktivitas yang itu-itu saja. "Mungkin berguna untuk membangun aktivitas yang lebih ringan, misalnya dengan membentuk kembali kegiatan berolahraga di lingkungan sekolah," ujarnya.

Seorang profesor ilmu gerakan manusia di Old Dominion University, Xihe Zhu, mengatakan beberapa latihan fisik jauh lebih baik dibandingkan yang tidak berolahraga sama sekali. Zhu adalah penulis pertama pada studi serupa tahun 2019 yang 35 ribu anak-anak dan remaja berusia 6 hingga 17 tahun di Amerika Serikat (AS).

Studi tersebut menyatakan anak dan remaja yang tidak berolahraga mengalami risiko dua kali lipat memiliki masalah kesehatan mental. Utamanya, yang berkaitan dengan kecemasan dan depresi dibandingkan mereka yang rutin berolahraga.

Seorang peneliti di University College Cork, Elaine McMahon, mempelajari lebih dari 11 ribu anak berusia 13 hingga 15 tahun di 10 negara. Penelitian tersebut menemukan hanya 13,6 persen dari mereka yang memenuhi pedoman aktivitas fisik direkomendasikan yaitu 60 menit per hari.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement