Ahad 08 Mar 2020 20:20 WIB

Psikolog: Jadilah Orang Tua yang Hangat untuk Anak

Menurut psikolog ada banyak problem kompleks yang mendasari anak berlaku sadis

Rep: Mabruroh/ Red: Christiyaningsih
Menurut psikolog ada  banyak problem kompleks yang mendasari anak berlaku sadis. Ilustrasi.
Foto: Pxfuel
Menurut psikolog ada banyak problem kompleks yang mendasari anak berlaku sadis. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus pembunuhan yang dilakukan seorang remaja kepada anak berusia lima tahun mengagetkan banyak pihak. Menurut psikolog anak dari Unika Soegijapranata Endang Widyorini, ada banyak problem kompleks yang mendasari anak melakukan aksi sadisnya tersebut.

Misalnya saja, kata dia, orang tua tidak hadir dan memberikan kehangatan dan kasih sayang. Hal ini seperti yang tertuang dalam curhatan anak pelaku tersebut. "Tomorrow I will try to laugh see my dad is death gone forever," tulis pelaku berinisial NF.

Baca Juga

"Sepertinya problem anak ini kompleks. Orang tua tidak mampu memberi kehangatan dan kasih sayang. Beberapa kali dia bilang juga ingin membunuh ayahnya," kata Endang kepada Republika, Ahad (8/3).

Namun kemudian, yang terjadi anak remaja tersebut membunuh anak tetangganya sendiri yang sudah lama dikenalnya. Menurut Endang, besar kemungkinan NF menyimpan dendam karena anak tersebut mendapatkan perhatian orang tuanya.

"Yang dibunuh adalah anak bos ibunya, kemungkinan dia dendam karena ibunya lebih perhatian ke korban," terang Endang.

Endang menuturkan anak yang dibesarkan tidak dengan limpahan kasih sayang dan rasa aman akan sulit memiliki rasa empati dan rasa sayang terhadap orang lain. Karenanya, peran orang tua sangat besar dalam mendampingi proses tumbuh kembang anaknya. Orang tua wajib peka terhadap keadaan dan bahasa tubuh anaknya.

"Pertama ajak bicara, jadi pendengar yang baik. Jangan menyerah kalau mendekati anaknya," jelas Endang.

Jika tetap tidak bisa menanganinya, Endang menyarankan untuk bisa berkonsultasi dengan guru mengenai anaknya di sekolah dan diskusikan. Jika tetap tidak bisa mengatasi maka dapat berkonsultasi kepada psikolog. "Kalau orang tua tidak bisa menangani datang ke psikolog anak," kata Endang.

Namun karena peristiwa ini telah terjadi, Endang berharap orang tua tetap bisa memberikan kehangatan serta tetap mendampingi anaknya selama proses persidangan. "Orang tua tidak boleh menyalahkan, peluk dia, beri rasa aman selama proses hukum berlangsung," tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement