Senin 09 Mar 2020 11:58 WIB

Karantina Utara Italia Buat Turis Panik

Italia tutup wilayah Utara termasuk kota wisata Venesia dan Milan terkait corona.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Wisatawan berjalan di lapangan St Mark yang kosong di Venesia, Italia, Selasa (3/3). Wabah virus corona telah memberikan dampak negatif terhadap pariwisata dunia.
Foto: AP Photo/Francisco Seco
Wisatawan berjalan di lapangan St Mark yang kosong di Venesia, Italia, Selasa (3/3). Wabah virus corona telah memberikan dampak negatif terhadap pariwisata dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Pemerintah Italia telah memutuskan untuk mengarantina wilayah utara dan sebagian  tenggara, termasuk kota wisata seperti Venesia dan Milan, pada Ahad (8/3). Keputusan itu membuat warga dan turis yang berada di wilayah tersebut panik.

Kebingungan menyebar setelah karantina diumumkan, dengan penduduk dan turis dari Venesia hingga Milan berusaha mencari tahu bagaimana dan kapan langkah-langkah baru akan berlaku. Para wisatawan bahkan berdesakan di kereta agar bisa segera meninggalkan wilayah tersebut.

Baca Juga

Pemberlakuan karantina hingga 3 April 2020, sehingga banyak orang panik terutama wisatawan yang khawatir terkunci di wilayah tersebut. Padahal, Kementerian Transportasi telah menyatakan, turis di wilayah itu, termasuk yang dari luar negeri, bebas untuk pulang ke tempat asalnya.

Pemerintah pun menyatakan, bandara dan stasiun kereta api tetap terbuka. Wisatawan masih bisa menggunakan transportasi publik untuk merencanakan perjalanan mereka selama karantina berlangsung.

Gubernur Lombardy, Attilio Fontana berusaha menenangkan publik.Sebagai kota utama di wilayah uara, dia mengimbau agar warga tidak melakukan penimbunan barang dan tidak akan terjadi kondisi yang mengancam.

Kekacauan meletus beberapa jam sebelum Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte  menandatangani dekrit untuk mengarantina 16 juta orang atau hampir seperempat penduduk Italia. Kabar tentang rencana karantina sempat bocor, mengakibatkan warga telah panik lebih dahulu.

Peraturan tersebut membuat orang tidak boleh masuk atau meninggalkan Lombardy, serta 14 provinsi di empat wilayah lain, termasuk Kota Venesia, Modena, Parma, Piacenza, Reggio Emilia, dan Rimini. Hanya orang-orang dengan pekerjaan atau masalah kesehatan yang bisa masuk zona pengecualian.

"Kami menghadapi keadaan darurat nasional. Kami memilih dari awal untuk mengambil garis kebenaran dan transparansi dan sekarang kami bergerak dengan kejernihan dan keberanian, dengan keteguhan dan tekad," kata Conte.

Jumlah kasus virus corona di Italia melonjak 25 persen dalam periode 24 jam menjadi 7.375, sementara kematian naik 57 persen menjadi 366 orang. Jumlah tersebut adalah peningkatan harian terbesar sejak penularan terjadi di negara itu pada 21 Februari.

 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement