Senin 09 Mar 2020 15:45 WIB

Pertamina EP tak Pangkas Produksi Meski Harga Minyak Turun

Anjloknya harga minyak mestinya malah diantisipasi untuk bisa lebih efisien.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
PT Pertamina EP memastikan ditengah anjloknya harga minyak dunia tak membuat anak usaha pertamina di sektor hulu ini memangkas produksi.
Foto: Republika/Wihdan
PT Pertamina EP memastikan ditengah anjloknya harga minyak dunia tak membuat anak usaha pertamina di sektor hulu ini memangkas produksi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak usaha Pertamina, PT Pertamina EP memastikan ditengah anjloknya harga minyak dunia tak membuat anak usaha pertamina di sektor hulu ini memangkas produksi. Presiden Direktur Pertamina EP, Nanang Abdul Manaf menjelaskan pemangkasan produksi malah akan berdampak pada jangka panjang.

Nanang menjelaskan anjloknya harga minyak mestinya malah diantisipasi perusahaan untuk bisa lebih efisiensi. Ia menjelaskan, efisiensi yang dilakukan perusahaan adalah dengan meminimalisasi biaya produksi yang tidak penting.

Baca Juga

"Pokoknya gini Kita akan adaptif dengan situasi Kan Kita sudah pernah 2016 di bawah 30 per barel. Kita survive terus. Kalau Kita menghentikan kegiatan nanti dampaknya jangka panjang, ketika harga minyak naik kita gak punya apa-apa," ujar Nanang di Kementerian ESDM, Senin (9/3).

Nanang menilai penurunan harga minyak ini memang kerap terjadi ditengah kondisi ekonomi yang tidak sedang stabil. Ia menjelaskan, pergerakan harga minyak yang tidak bisa diprediksi memang mewajibkan perusahaan melakukan langkah yang strategis.

"Kita menggunakan biaya yang selektif mungkin. Hal Hal yang tidak berhubungan dengan produksi Dan peningkatan cadangan Dan sebagainya ya Kita tidak lakukan," ujar Nanang.

Ia juga menilai posisi harga minyak dunia yang seperti saat ini memang selalu bergerak. Maka, penurunan harga minyak ditengarai tak akan berlangsung lama. Maka efisiensi menjadi penting agar suatu saat harga minyak kembali naik, maka perusahaan bisa mendapatkan rebound.

"Ya pengalaman seperti itu selalu up and down Ada situasi dimana memang membuat harga turun Ada juga kondisi yang dimana suatu saat Naik lagi. Karena ini Kan ekonomi lagi slow down Kan. Virus Corona, kegiatan di China juga  banyak disruption Dan segala macam," ujar Nanang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement