Senin 09 Mar 2020 17:07 WIB

Sukabumi Targetkan Tiga Kelurahan Bebas BAB Sembarangan

Kini ada sebagian warga tidak datang ke MCK umum.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Muhammad Fakhruddin
Ilustrasi warga masih beraktivitas mandi, cuci, dan kakus (MCK) di aliran sungai. (Antara/Wahdi Septiawan)
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Ilustrasi warga masih beraktivitas mandi, cuci, dan kakus (MCK) di aliran sungai. (Antara/Wahdi Septiawan)

REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI--Kota Sukabumi menargetkan tiga kelurahan di Kota Sukabumi bebas dari aktivitas warga buang air besar sembarangan atau Open Defecation Free (ODF). Di mana hingga saat ini belum ada satupun kelurahan di Kota Sukabumi yang dinyatakan ODF.

''Tahun ini ada tiga kelurahan yang jadi target ODF,'' ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi dalam rapat koordinasi penguatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Ruang Pertemuan Hotel Santika, Senin (9/3). Kegiatan yang digelar Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi ini dalam rangka menyediakan sanitasi untuk warga Sukabumi.

Fahmi mengatakan, pembangunan sanitasi harus dengan sistem kolaboratif tidak bisa menyelesaikan masalah dengan sendiri harus kolaborasi terutama mengubah perilaku warga. Ia mencontohkan sarana MCK yang dibangun dilokasi yang dibutuhkan, namun kini ada sebagian warga tidak datang ke fasilitas tersebut lagi dan hanya datang pada saat peresmian.

Fahmi khawatir MCK umum berubah hanya jadi museum dan tidak terawat. Hal ini karena hanya pembangunan fisik tidak dibarengi dengan pembangunan budaya dan perilaku serta atitude.

Oleh karena itu kata Fahmi, permasalahan sanitasi ini berkaitan dengan perilaku. Seharusnya Sukabumi bisa mampu mengatasi sanitasi karena luasan hanya 48 kilometer persegi dan 344 ribu penduduk.

Namun masih ada warga buang air besar sembarangan. Misalnya pada saat wali kota melalukan telusur gua peninggalan Belanda masih menemukan hal itu. Intinya belum ada kelurahan di Kota Sukabumi yang menyatakan open defecation free yang selanjutnya disebut sebagai ODF adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan.

Di mana saat ini akses sanitasi 50 persen dan akses minuman layak 90 persen. Ke depan gerakan universal akses 100 0 100 harus tercapai. Dalam artian 100 persen akses air minum layak bersih, 0 persen bebas kawasan kumuh dan 100 persen akses sanitasi. '' Ini bukan hanya tugas dinas kesehatan saja, melainkan tugas bersama,'' kata Fahmi.

Di mana yang harus dibangun adalah perubahan perilaku. Rakor ini untuk membangun komitmen kebersamaan dan target Sukabumi pada tahun ini salah satu wilayah jadi ODF. Target ODF terutama di Kelurahan Karamat, Sindangpalay dan Baros serta lainnya, dengan adanya kolaborasi misalnya dengan Baznas TNI/Polri sebagai bentuk kerja bersama.

''Mari bangun kolaborasi dengan kebersamaan dalam mencapai universal akses bisa dipenuhi di kota Sukabumi,'' ungkap Fahmi. Dimulai dengan STBM dan perubahan perilaku yang akan meningkatkan derajat kesehatan warga dari waktu ke waktu.

Sekretaris Dinkes Kota Sukabumi Yudi Yustiawan menambahkan, masalah sanitasi harus jadi perhatian. '' Sanitasi berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan dan membuang sampah ke tempatnya,'' ujar dia.n riga nurul iman

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement