Senin 09 Mar 2020 17:16 WIB

Awal Ramadhan Tahun Ini Diprediksi Sama, Ini Penjelasannya

Puasa Ramadhan tahun ini diperkirakan akan bersamaan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Puasa Ramadhan tahun ini diperkirakan akan bersamaan. Tim rukyatul hilal Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Gresik melakukan
Foto: Antara/Zabur Karuru
Puasa Ramadhan tahun ini diperkirakan akan bersamaan. Tim rukyatul hilal Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Gresik melakukan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –  Pelaksanaan puasa Ramadhan 2020/ 1441 Hijriyah diprediksi serentak baik Muhammadiyah atau Nahdlatul Ulama, yaitu 24 April mendatang. 

Anggota Badan Hisab Rukyat (BHR) Kementerian Agama, Thomas Djamaluddin, menuturkan posisi bulan pada 23 April 2020 atau 29 Sya'ban 1441 H di seluruh wilayah Indonesia secara umum sudah di atas ufuk.

Baca Juga

Thomas melanjutkan, hal itulah yang menjadi dasar bagi Muhammadiyah sehingga sudah menentukan 1 Ramadhan 1441 H jatuh pada 24 April.

"Kalau NU (Nahdlatul Ulama) dan kriteria yang digunakan pemerintah yaitu ketinggian bulan minimal 2 derajat. Dan ketinggian bulan pada 23 April sudah lebih dari 2 derajat," kata dia kepada Republika.co.id, Senin (9/3).

Karena itu, menurut Thomas, kalangan ormas Islam terutama Muhammadiyah dan NU diprediksik akan sepakat 1 Ramadhan bertepatan pada 24 April. 

Namun, dia mengatakan kepastian penetapan 1 Ramadhan tetap menunggu sidang isbat pada 23 April mendatang. 

"Dengan kriteria wujudul hilal yang digunakan Muhammadiyah dan kriteria tinggi bulan 2 derajat yang digunakan Nahdlatul Ulama dan pemerintah, Insya Allah semuanya akan sepakat awal Ramadhan tahun ini seragam (24 April)," ucap dia.

Sementara itu, bila merujuk pada kriteria internasional dan kriteria yang pernah diusulkan pada Rekomendasi Jakarta 2017 lalu, maka ketinggian bulan minimal 2 derajat itu belum memenuhi syarat untuk terlihatnya hilal. 

Ketinggian bulan berdasarkan kriteria internasional dan Rekomendasi Jakarta 2017 yakni minimal 3 derajat dan elongasi (jarak bulan dan matahari) minimal 6,4 derajat. 

Berdasarkan kriteria ini, Thomas mengatakan, sebetulnya ada peluang awal Ramadhan jatuh pada 25 April. "Tapi kita mengacu pada kriteria yang selama ini digunakan di Indonesia, Insya Allah semuanya akan seragam, 24 April," tutur dia.

Thomas mengakui ada ormas Islam yang memang menggunakan kriteria internasional tersebut dan mencantumkan 1 Ramadhan 1441 H jatuh pada 25 April. Dia mengajak, ketika terjadi perbedaan awal Ramadhan, maka sebaiknya mengikuti keputusuan pemerintah yang nantinya akan ditetapkan pada sidang isbat. 

Thomas juga menjelaskan, sebelum sidang isbat, ada temu kerja hisab rukyat bersama ormas Islam yang digelar setiap tahun. 

Pertemuan yang waktunya belum ditentukan ini untuk menentukan awal Ramadhan bukan hanya tahun ini atau tahun depan, tetapi juga juga menghitung beberapa tahun ke depan.

Hasil pertemuan tersebut, papar Thomas, akan disampaikan pada sidang isbat 23 April mendatang. "Jadi rumusan awal disusun oleh tim hisab rukyat atau falakiyah. Dan diputuskan berdasarkan hasil rukyat dan hasil musyawarah pada saat sidang isbat," ungkapnya.

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement