REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) pada 7-9 Maret 2020 menghasilkan rekomendasi yang terangkum dalam Risalah Jakarta. Dalam Rakornas yang berlangsung di Jakarta tersebut, dibahas beragam isu global yang aktual dan strategi keumatan, kebangsaan serta kemanusiaan.
Sekretaris Jenderal Ikadi, Dr KH Ahmad Kusyairi Suhail, menyampaikan sembilan poin Risalah Jakarta pada penutupan Rakornas Ikadi 2020 di Hotel Grand Cempaka, Ahad (8/3) malam.
Pertama, memperkokoh Ikadi sebagai penebar Islam rahmatan lil 'alamin dengan mengoptimalkan pemanfaatan seluruh sarana, media, dan data serta meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam berdakwah.
"Kedua, memperkuat solidaritas dan loyalitas organisasi melalui peningkatan hubungan koordinatif yang berkelanjutan. Ketiga, memberikan perhatian secara khusus terhadap dakwah generasi milenial," kata Kiai Ahmad saat penutupan Rakornas Ikadi, Ahad (8/2) malam.
Ahmad melanjutkan, keempat, menyerukan kepada para dai agar memanfaatkan jaringan keumatan untuk kemandirian ekonomi. Kelima, memperkokoh relasi dan komunikasi serta kerja sama dengan berbagai elemen umat, baik lokal, nasional maupun internasional.
Keenam, mengajak segenap elemen bangsa untuk mengokohkan al mitsaq al Wathani atau kesepakatan berbangsa dan bernegara. Serta mengajak semua elemen bangsa agar tidak membenturkan Islam dengan Pancasila.
"Ketujuh, mengimbau umat Islam untuk menjalankan pola hidup sehat dan islami, serta membentengi diri dengan banyak ibadah, dzikir, doa dan tawakkal sebagai langkah preventif terhadap virus corona dan penyakit berbahaya lainnya," ujarnya.
Kiai Ahmad mengatakan, yang kedelapan, mengecam segala bentuk tindak kekerasan yang melanggar HAM terhadap umat Islam di India, Palestina, dan negara lain. Ikadi mendorong pemerintah Indonesia untuk mengambil peran aktif sesuai dengan amanat konstitusi.
Kesembilan, mengimbau para dai Ikadi agar bersama kaum Muslimin untuk muhasabah, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Caranya dengan memperbanyak amal shalih, ibadah dan doa demi terwujudnya baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur.