Senin 09 Mar 2020 17:41 WIB

173 Kasus DBD Landa Kabupaten Cirebon Sejak Januari

Masyarakat diimbau tetap mewaspadai DBD di tengah-tengah isu virus corona.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi pasien dirawat karena DBD.
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi pasien dirawat karena DBD.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Sebanyak 173 kasus demam berdarah dengue (DBD) tercatat terjadi di Kabupaten Cirebon sejak awal tahun ini. Masyarakat pun diimbau untuk tidak lengah terhadap ancaman penyakit itu meski kini sedang merebak virus Corona atau Covid-19.

‘’173 kasus itu terjadi pada Januari – Februari 2020,’’ ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, Enny Suhaeni, Senin (9/3).

Dari jumlah tersebut, jumlah kasus pada Januari tercatat lebih tinggi dibanding Februari. Pada Januari, tercatat ada 90 kasus DBD. Bahkan, dua penderita di antaranya meninggal dunia.

Sedangkan pada Februari, jumlah kasusnya mencapai 83 kasus, atau sedikit mengalami penurunan dibandingkan Januari. Dari jumlah kasus yang terjadi sepanjang Februari pun, tidak terdapat penderita yang meninggal dunia.

Meski kasus DBD pada Februari menurun dibandingkan Januari, Enny mengimbau masyarakat di Kabupaten Cirebon untuk tetap mewaspadai penyebaran penyakit tersebut. Pasalnya, saat ini kondisi cuaca sedang tidak menentu dan kerap menimbulkan genangan air di lingkungan masyarakat.

Genangan air menjadi tempat favorit bagi nyamuk Aedes aegypti, yang merupakan penyebar penyakit DBD, untuk berkembang biak. Karena itu, masyarakat harus benar-benar memperhatikan keberadaan genangan air di lingkungan masing-masing. ‘’Masyarakat hendaknya rajin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan masing-masing,’’ tutur Enny.

Dalam PSN tersebut, masyarakat bisa melakukannya dengan gerakan 3M Plus. Yakni, mengubur, menutup dan menguras tempat-tempat penampungan air serta menaburkan bubuk abate di tempat-tempat genangan air yang sulit dijangkau. 

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk semakin meningkatkan kesadarannya atas perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Meski demikian, masyarakat tak perlu panik dengan ancaman penyakit, termasuk virus Corona.

‘’Jangan panik karena kekhawatiran berlebih justru akan membuat daya tahan tubuh menurun sehingga membuat virus malah lebih mudah masuk,’’ ujar Enny.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement