Senin 09 Mar 2020 17:46 WIB

52 RS Rujukan Covid-19 di Jabar Belum Punya Alat Lengkap

Dari 52 rumah sakit rujukan yang alatnya lengkap sepenuhnya baru dua rumah sakit.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas melakukan desinfeksi pada kendaraan ambulans saat simulasi penanganan pasien terjangkit virus Corona (Covid-19) di RSUP Hasan Sadikin, Jalan Pasteur, Kota Bandung, Jumat (6/3).(Republika/Abdan Syakura)
Foto: Republika/Abdan Syakura
Petugas melakukan desinfeksi pada kendaraan ambulans saat simulasi penanganan pasien terjangkit virus Corona (Covid-19) di RSUP Hasan Sadikin, Jalan Pasteur, Kota Bandung, Jumat (6/3).(Republika/Abdan Syakura)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Berli Hamdani Gelung Sakti mengaku, Rumah Sakit (RS) rujukan Covid-19 belum semuanya memiliki peralatan lengkap. Menurutnya, dari 52 rumah sakit rujukan di Jawa Barat, masih banyak yang belum memiliki peralatan yang lengkap untuk menangani pasien terduga Covid-19.

Menurut Berli, 52 RS rujukan ini, memang semuanya sudah menyiapkan ruang isolasi. Namun, masih banyak rumah sakit yang memiliki kekurangan perlengkapan atau alat dalam menangani pasien yang mengalami gejala infeksi virus corona. "Saat ini dengan kondisi yang ada, di 52 RSUD di Jabar, rata-rata ruang isolasinya belum memenuhi persyaratan," ujar Berli kepada wartawan di Gedung Sate, Senin (9/3).

Baca Juga

Berli menjelaskan, RS tersebut ada yang punya ventilator, tapi tidak punya tekanan udara negatif. Ada juga, yang punya tekanan udara negatif tapi tidak punya alat monitor pasien yang lengkap.

Oleh karena itu, kata dia, langkah selanjutnya yang akan dilakukan Pemprov Jabar, adalah berupaya melengkapi alat-alat di ruang isolasi tersebut. Walaupun, tentunya akan membutuhkan pembiayaan. "Saat ini yang sudah lengkap peralatannya di antaranya RS Hasan Sadikin dan RS Paru Rotinsulu," katanya.

Ruang isolasi khusus di RS Hasan Sadikin pun, kata dia, sekarang sudah penuh karena saat ini merawat lima pasien rujukan dari rumah-rumah sakit lainnya. RS Hasan Sadikin sendiri sudah menambah tujuh kamar isolasi tambahan untuk menambah jumlah ruang isolasinya.

"Sementara ini belum mendapat konfirmasi dari RS swasta tentang kesediaan untuk memberikan pelayanan kepada pasien Covid-19. Kalau ruang isolasi dan ICU di RS swasta pasti ada dan mungkin lebih representatif," paparnya

Keterbatasan sarana dan prasarana isolasi di RSUD di daerah ini, kata dia, membuat rumah-rumah sakit di daerah ini masih merujuk pasien dalam status pemantauan covid-19 ke RS Hasan Sadikin. "Seperti Garut, jadi mereka punya ruangan dan peralatan lengkap, tetapi kapasitasnya di situ kurang. Kemudian, alat pelindung diri juga kurang," katanya.

Perlu diketahui masyarakat, kata dia, untuk merawat pasien dengan dugaan Covid-19 ini memang rumit karena biayanya mahal. Harga APD, pakaian lengkap dengan masker, tutup kepala, sampai sepatu tipis, sekitar Rp 300 ribu sekali pakai, untuk satu petugas. Biasanya, satu hari itu APD yang dibutuhkan untuk dipakai sebanyak 20-an unit.

"Kalau di situ merawat dua orang, berarti harus 2x20 dikali Rp 300 ribu. Karena keterbatasan dan saat ini ternyata masker juga sudah mulai sulit dicari, dan untuk pengadaannya susah, ini jadi permasalahan," kata Berli seraya mengatakan, ia sudah rapat dengan Kemenkes RI dan menyatakan kesiapan untuk menyuplai APD sejumlah yang dibutuhkan RSUD.

Terkait penanganan wabah Covid-19, menurut Berli, berdasarkan data terakhir, Senin (9/3), jumlah orang dalam pemantauan sudah mencapai 533 orang di Jabar. Dari angka tersebut, yang selesai dilakukan pemantauan 216 orang, dan masih dalam pemantauan 317. "Pasien dalam status pemantauan berarti mengisolasi diri di rumah," katanya.

Sementara yang berstatus PDP atau pasien dalam pengawasan, yakni mereka sudah dirawat dan diisolasi di rumah sakit, ada 49 orang. Yang sudah menyelesaikan perawatan dan diperbolehkan pulang karena hasil laboratoriumnya negatif mencapai 22 orang. Sedangkan yang masih dirawat 27 orang. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement