REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso (RSPI SS) Jakarta akan menambah fasilitas tempat tidur pasien untuk mengantisipasi temuan kasus virus corona yang trennya semakin bertambah dalam beberapa hari terakhir. Hingga hari ini, kasus positif corona bertambah menjadi total 19 kasus.
"Sebelumnya kan kami sudah memberitahukan bahwa ada delapan rumah sakit rujukan, tetapi kami juga mempersiapkan skenario tambahan bila terjadi eskalasi," kata Direktur Utama RSPI SS Mohammad Syahril dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (9/3).
Syahril menyatakan, persiapan krusial yang dilakukan adalah penambahan ruang isolasi yang mempunyai pranata ventilasi yang baik, dengan jumlah sekitar 150 tempat tidur. Selain itu, juga dilakukan contact tracingatau penelusuran terhadap pasien yang sudah dinyatakan sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP) untuk mencari suspectlain yang sebelumnya sempat melakukan kontak dengan PDP.
"Untuk semua kasus, ketika ada yang sudah dinyatakan PDP maka ada tim yang akan melakukan pemantauan, melihat si pasien sudah kontak dengan siapa saja. Ini yang akan ditelusuri. Tapi itu bukan wilayah kami (RSPI) tapi dari tim Kementerian Kesehatan," kata Syahril menerangkan.
Sejak diumumkan Presiden Joko Widodo pada 1 Maret, jumlah pasien yang positif terinfeksi COVID-19 di Indonesia mencapai enam orang, dengan empat di antaranya dirawat di RSPI SS dan dua sisanya berada di RS Persahabatan. Selain merawat empat orang positif virus corona, RSPI SS juga menangani enam orang berstatus PDP, yang satu di antaranya baru dirujuk pada Ahad malam.
Secara keseluruhan di Indonesia jumlah suspect penderita virus corona juga mengalami peningkatan. Pada hari Ahad, jumlah Orang Dengan Pemantauan (ODP) mencapai 585 pasien, namun pada Senin pagi meningkat menjadi 606 pasien.
Jumlah penderita positif corona di dalam negeri pada hari ini dilaporkan meningkat menjadi 19 orang. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta warga untuk tetap tenang.
"Barusan kami mendapatkan pengarahan dari presiden bahwa masyarakat diminta untuk tenang karena kecenderungan penyakit ini secara klinis tidak seperti yang kita bayangkan di Wuhan," ujar Juru Bicara Pemerintah Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto, Senin (9/3).
Yurianto mengungkapkan, berdasarkan laporkan penderita, positif corona di seluruh RS mayoritas masih mandiri. Artinya, mereka tidak menggunakan bantuan oksigen atau infus. "Gejala klinis tanpa ada penyakit kronis pendahulu, semuanya baik, demam gak tinggi, batuk enggak berat," ujarnya
Pasien, lanjut Yurianto, tampak sebagai pasien sakit ringan sedang, dan tidak ada berat. Namun ada satu atau dua menggunakan peralatan diinfus oksigen karena ada penyakit lain.
"Berdasarkan hasil laboratorium siang tadi lanjutan dari pemeriksaan beberapa hari lalu menggunakan metode PCR dan dikonfirmasi memakai teknik genome sequencing, maka hari ini ada kasus positif," ujar Yurianto.