Senin 09 Mar 2020 19:44 WIB

APBI: Konsumen Salah Gunakan Ban untuk ODOL

Asosiasi akan mendidik konsumen untuk tidak menyalahgunakan kualitas ban.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Proses pengawasan truk kelebihan muatan dan dimensi di Gerbang Tol Tanjung Priok 1, Senin (9/3). (Republika/Rahayu Subekti)
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Proses pengawasan truk kelebihan muatan dan dimensi di Gerbang Tol Tanjung Priok 1, Senin (9/3). (Republika/Rahayu Subekti)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kualitas ban produksi Indonesia yang bagus dinilai justru mendukung para pelaku usaha truk untuk melebihkan dimensi dan muatan kendaraan. Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) Aziz Pane mengakui selama ini kualitas ban produksi Indonesia memang banyak disalahgunakan.

"Padahal kita mau menyamakan konsumen (dengan kualitas ban yang bagus) tapi konsumen itu malah menyalahfungsikan ban itu untuk truk over load," kata Aziz kepada Republika.co.id, Senin (9/3).

Baca Juga

Meskipun begitu, Azis tidak setuju jika pemerintah mengusulkan untuk menurunkan kualitas ban produksi Indonesia agar praktik truk obesitas dapat dikendalikan. Dia menegaskan sangat tidak mungkin jika produsen ban di Indonesia menurunkan kualitasnya.

"Nggak mungkin down grade. Kami lebih memilih akan didik konsumennya," ujar Aziz.

Untuk itu, Aziz menuturkan pada akhir Maret 2020 APBI akan melakukan kampanye keselamatan selama dua hari di jalan tol. Hal itu menurtnya akan dilakukan untuk melihat perilaku konsumen pengguna ban.

Hasil dari kampanye keselamatan tersebut menurutnya dapat dilaporkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). "Ini loh bagaimana tingkah laku konsumen lalu apa yang akan diambil langkah selannjutnya karena yang paling tahu konsumen ban itu adalah asosiasi ban," ungkap Aziz.

Sebelumnya, Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi mengatakan ban produksi Indonesia dinilai menjadi yang terkuat di dunia. Sayangnya, kuatnya ban produksi Indonesia justru mendukung kelangsungan truk obesitas atau kelebihan muatan dan dimensi.

Budi mengatakan asosiasi perusahaan ban menyatakan kelebihan ban produksi Indonesia tersebut hanya saja terdapat alasan yang tidak sesuai dibaliknya. "Karena pesanan dari sektor industri kendaraan truk (ban dibuat kuat) supaya bisa untuk truk kelebihan muatan dan dimensi," kata Budi di Gerbang Pintu Tol Tanjung Priok 1, Senin (9/3).

Budi menegaskan saat ini Kemenhub sudah berkomunikasi dengan asosiasi ban dan sasis (kerangka bagian bawah kendaraan). "Kita akan bekerja sama dengan Kemenperin kalau bisa ada penurunan kualitas untuk spesifikasi kendaraan ban ini yang ada di Indonesia," jelas Budi.

Dengan adanya penurunan kualitas, Budi menuturkan hal tersebut dapat memperketat para pemilik kendaraan agar tidak mengoperasikan truk obesitas. Jika penurunan kualitas ban dilakukan paling tidak menurut Budi kapasitas muatan truk akan disesiaikan dengan kekuatan ban.

"Jadi kalau truk hanya muat  untuk 30 ton saja, kalau lebih dari itu bannya akan pecah," tutur Budi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement