REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta ibu-ibu PKK se-Jawa Timur menggalakan gerakan menanam tanaman obat keluarga (toga). Khofifah berharap agar gerakan menanam toga yang dilakukan, diviralkan dan dilakukan secara masif. Khofifah mengatakan, toga sangat mudah tumbuh ketika ditanam di lahan-lahan yang ada di sekitar pemukiman warga.
"Bisa ditanam di taman desa, di sisa lahan RT/ RW atau desa hingga juga di pekarangan rumah. Tanaman toga bisa dijadikan pertolongan pertama bagi keluarga di saat-saat dibutuhkan," kata Khofifah di Surabaya, Senin (9/3).
Khofifah mengatakan, jenis toga yang bisa ditanam masyarakat juga beragam. Mulai jahe, kunyit, temulawak, daun sirih, lidah buaya, dan sebagainua. Tanaman-tanaman tersebut, kata Khofifah, bisa memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
“Menggalakkan lagi menanam toga bukan karena sekarang sedang wabah corona, tapi tanaman toga itu sudah dibuktikan bahwa tanaman ini menyehatkan. Coba, empon-empon yang menjadi hits karena Covid-19 itu kan produk toga, mudah sekali itu tumbuhnya,” ujar Khofifah.
Pesan lain yang juga ditekankan Khofifah adalah terkait masalah penanganan stunting. Khofifah menyampaikan, stunting masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diatasi di Jawa Timur. Dimana penanganannya tidak bisa terbatas pada ibu hamil dan balita saja.
Lebih dari itu, kata dia, penanganan stunting harus dilakukan sejak masa remaja. Tepatnya agar remaja di Jatim mendapatkan edukasi yang komprehensif tentang kesehatan organ reproduksi. Sehingga ke depan, Khofifah berharap PKK lebih mengambil peran dalam menangani pencegahan stunting.
“Kekuatan Posyandu itu luar biasa. Kalau Posyandu terus bersinergi dengan bidan desa atau perawat desa atau desa yang masih ada poskesdes maka kita harapkan mereka akan bisa masif melakukan edukasi tentang penanganan stunting,” kata Khofifah.