REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Peneliti Inggris mencari sukarelawan yang bersedia diinfeksi virus corona. Pada Selasa (10/3), media Inggris Independent melaporkan penelitian yang dilakukan Hvivo mencari 24 orang yang bersedia diinfeksi dua jenis virus corona yang mirip dengan virus Covid-19 yang kini mewabah di seluruh dunia.
Hvivo merupakan salah satu dari 20 perusahaan dan organisasi yang berlomba menemukan vaksin Covid-19. Mereka sudah sering melakukan penelitian dalam program Flu Camp untuk menemukan vaksin flu dan demam biasa lainnya.
Berdasarkan situs Flu Camp, sukarelawan sepanjang penelitian akan mendapatkan kompensasi minimal 100 poundsterling per hari. European Pharmaceutical Manufacturer (EPM) mengatakan, setelah diinfeksi virus yang lebih lemah dibandingkan Covid-19, sukarelawan akan menerima vaksin Hvivo, dikarantina, dan terus diawasi.
Menurut laporan EPM, dua jenis virus tersebut dinamakan OC43 dan 229E. Keduanya sudah menyebar di masyarakat selama beberapa tahun dan hanya menyebabkan gejala ringan.
Jenis penelitian itu dikenal sebagai controlled human infection model. Sudah banyak sukarelawan yang bersedia mengikuti penelitian yang dilakukan Hvivo di Queen Mary Innovation Centre, Whitechapel, sebelah timur London.
EPM menambahkan, penelitian itu bertujuan untuk mengumpulkan data yang dapat membantu mencari tahu cara menyeleksi kandidat dan produk terbaik secara efektif. Hasilnya dapat membantu proses menciptakan vaksin dan akan menggunakan jenis virus corona yang lebih umum dibandingkan Covid-19 yang agresif.
Independent melaporkan Hvivo menyatakan virus corona yang lebih umum sudah diberikan kepada sukarelawan dengan aman. Direktur Open Orphan, perusahaan induk Hvivo, Cathal Friel mengaku sangat senang dapat membantu mengatasi krisis Covid 19.
"Ilmuwan dan virologis Hvivo kami dan terutama pendiri Hvivo dan sekarang ketua dewan penasihat saintifik kami Profesor John Oxford memiliki sejarah dan pengalaman panjang berhasil mengembangkan penelitian yang menantang," kata Friel.
Perusahaan-perusahaan farmasi berusaha mencari vaksin virus yang telah menyebar ke seluruh dunia. Covid-19 sudah menginfeksi ratusan ribu orang dan menewaskan lebih dari 4.000 jiwa.