REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kila (Kila Putri Alam), anak berusia 8 tahun yang ceria, cerdas, kritis dan keras kepala, gemar mencurahkan isi hatinya dengan menulis di buku harian. Suatu waktu, oleh Ibunya (Widi Mulia), Kila dititipkan sementara ke rumah kakeknya, Prapto Winoyo (Slamet Rahardjo) di Desa Goalpara, Sukabumi.
Di desa yang asri tersebut, Kila bertemu kembali dengan kawan lamanya, Rintik yang menyandang disabilitas. Meski demikian, melalui kemampuan bahasa isyarat mereka, Kila dan Rintik tetap bisa berkomunikasi hingga akhirnya menjadi sahabat.
Kecerian Kila semakin bertambah karena mendapatkan teman-teman baru yang sebaya di desa tersebut. Bersama mereka, Kila menghabiskan wkatu dengan bermain, bernyanyi riang, bahkan ikut latihan baris-berbaris dengan komando Kakek Prapto yang merupakan seorang pensiunan tentara.
Ternyata tanpa mereka sadari, keseceriaan bermain di desa tersebut terusik oleh masalah yang ditimbulkan seorang pengusaha property bersama dua asistennya. Berbekal rasa keingintahuan terhadap berbagai masalah dan kepedulian terhadap sekelilingnya, Kila bersama teman-teman ciliknya terpanggil untuk ikut membantu warga desa keluar dari jeratan perangkap sang penguasa properti.
Disajikan secara drama musikal, film Buku Harianku yang disutradarai Angling Sagaran sangat menyentuh juga sukses bikin emosi naik-turun. Angling mengatakan, film yang naskahnya ditulis oleh Alim Sudio ini adalah sebuah film keluarga yang menawarkan paket lengkap.
“Ada konflik antara mertua dengan menantu, kakek dengan cucu, ibu dengan anak, suami dengan istrinya, juga konflik sesama anak. Ada kesedihan dan perasaan haru. Sangat menyentuh. Cocok dijadikan tontonan anak dan orang dewasa. Jadi secara singkat, film ini bahan dasarnya adalah keluarga, sementara bumbunya adalah musikal,” kata Angling usai premier film di XXI Plaza Indonesia, Senin (9/3).
Proyek film panjang perdana Bro’s Studio dan Bluesheep Entertainment ini aslinya memang berawal dari niat memproduksi album music. Melihat ketertarikan Kila Putri Alam pada dunia akting, akhirnya disepakati untuk membuat film yang landasan ceritanya berdasarkan lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Kila. Kila merupakan penyanyi cilik jebolan Indonesia Idol Junior 2014.
Album yang diproduksi Bro’s Music ini sudah bisa didengarkan melalui berbagai platform music digital, karena telah diluncurkan sejak 14 Januari 2020. Beberapa lagu dalam album tersebut antara lain “Burung Parkit”, “Bahasa Isyarat”, dan Buku Harianku yang menghadirkan duet Kila bersama aktor senior Slamet Rahardjo Djarot, pemeran kakek Prapto.
“Unsur utama film ini adalah lagu, di mana lagu-lagu tersebut ditulis untuk anak-anak, dengan bahasa anak-anak, dan aransemennya tetap dapat menghibur untuk anak-anak. Setelah menonton filmnya, orang masih bisa menikmati lagu-lagunya. Hal tersebut membuat pengalaman menikmati Buku Harianku tidak berhenti cuma lewat film saja,” kata salah satu eksekutif produser Bluesheep Entertainment, Andri Putra dalam kesempatan yang sama.
Selain Widi Mulia, Slamet Rahardjo, beberapa aktor lain seperti Dwi Sasono, Ence Bagus, Gary Iskak, Wina Marrino dan Widuri Puteri juga terlibat dalam film ini. Film Buku Harianku bakal tayang di bioskop-bioskop tanah air mulai 12 Maret 2020.