Selasa 10 Mar 2020 15:04 WIB

Dinkes Karawang Catat 70 Kasus DBD, Satu Meninggal Dunia

Dinkes Karawang mengantisipasi meningkatnya kasus DBD.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang ibu mengompres kepala anaknya yang dirawat akibat terserang demam berdarah dengue (DBD) di RSUD TC Hillers Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (10/03/20).(Antara/Kornelis Kaha)
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Seorang ibu mengompres kepala anaknya yang dirawat akibat terserang demam berdarah dengue (DBD) di RSUD TC Hillers Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (10/03/20).(Antara/Kornelis Kaha)

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karawang siaga mengantisipasi meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD).  Terutama pascabencana banjir yang melanda Karawang akhir Februari lalu.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Karawang Yayuk Sri Rahayu mengatakan, pada Februari memang terjadi lonjakan pasien DBD cukup tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini dikarenakan pada Februari juga curah hujan tinggi di Karawang. Hingga awal Maret tercatat ada 70 kasus DBD.

Baca Juga

“Januari ada 18 pasien, bulan Februari ada 47 pasien. Ada peningkatan di bulan Februari, awal Maret sampai hari ini ada lima,” kata Yayuk kepada Republika.co.id, Selasa (10/3).

Ia menyebutkan, dari jumlah tersebut terdapat satu pasien yang meninggal karena DBD pada awal Maret. Pasien diketahui berasal dari wilayah Plawad Kecamatan Karawang Timur.

“Sedang proses Penyelidikan Epidemiologi (PE) jika hasil PE positif, maka akan difogging,” ujarnya.

Ia mengimbau masyarakat untuk mewaspadai penyebaran nyamuk aedes aegypti yang menjadi penyebab DBD. Mengingat sebagian wilayah Karawang terendam banjir beberapa waktu lalu yang menyebabkan banyak genangan air. Dikhawatirkan, genangan air menjadi sarang berkembang biak nyamuk di lingkungan warga.

Menurut dia, pihaknya siaga mengantisipasi DBD dengan gencar menyosialisasikan kepada masyarakat berkaitan pencegahan. Masyarakat diminta kembali menggiatkan pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3 M Plus yakni menguras bak air, menutup bak penampungan air, mengubur barang bekas yang potensial sebagai perkembangbiakan nyamuk, seperti pot bunga, tempat minum hewan peliharaan, dispenser. Serta menanam tanaman pengusir nyamuk atau mengisi kolam dengan ikan.

“Dinas Kesehatan juga sudah membuat surat edaran ke Puskesmas, Klinik, RS, utk meningkatkan  pelaksanaan G1R1J (Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik),” kata dia.

Ia berharap, peran serta masyarakat yang aktif menjaga lingkungan sekitarnya dapat menekan angka kasus DBD ke depan. Sehingga tidak ada lagi korban jiwa akibat penyakit yang kerap menjadi momok saat musim hujan tersebut.

Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana mengimbau warga Karawang untuk mewaspadai penyakit demam berdarah (DBD) saat ini. Pasalnya, wilayah Karawang beberapa hari lalu terendam banjir.

Cellica mengatakan nyamuk aedes aegypti kerap berkembang biak di genangan air yang marak ditemukan usai banjir. Karenanya harus diwaspadai kerawanan terjangkitnya DBD oleh masyarakat.

“Jangan dianggap enteng juga. Seperti diketahui setelah banjir kemarin itu banyak genangan air. Tentunya meningkatkan risiko penyebaran pemyakit salah satunya demam berdarah,” kata Cellica.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement