REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan, permintaan maaf dan penyesalan Raja Belanda Raja Willem Alexander atas kekerasan terhadap masyarakat Indonesia di masa lalu merupakan bentuk pengakuan Pemerintah Belanda secara moral dan politik.
"Hari ini raja menyampaikan acknowledge secara politik dan moral dan ada satu elemen yang baru yaitu beliau menyampaikan regret dan maaf atas kekerasan yang terjadi dari pihak Belanda," ujar Retno di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/3).
Pernyataan serupa sebelumnya juga pernah disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Belanda Bernard Bot saat mengunjungi Jakarta pada 16 Agustus 2005 silam. Saat itu, kata Retno, Menlu Bernard Bot pun menyampaikan mengenai pengakuan secara politik dan moral proklamasi kemerdekaan Indonesia.
"Tadi di statement Presiden sudah jelas, 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Tahun 2005 Menlu Belanda, Bernard Bot, menyampaikan mengenai political and moral acceptance," jelas dia.
Sebelumnya saat konferensi pers bersama Raja Belanda, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan proklamasi kemerdekaan Indonesia jatuh pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada tahun inipun, Indonesia telah berusia 75 tahun.
"Raja Willem Alexander dan Ratu Maxima yang saya hormati, tahun ini Indonesia merayakan 75 tahun kemerdekaan Indonesia yang kita proklamasikan 17 Agustus 1945," kata Jokowi.
Namun, Jokowi menyampaikan kedua negara harus mampu belajar dari sejarah masa lalu yang tak bisa dihapus. Sejarah masa lalu harus dijadikan sebagai pelajaran untuk membangun hubungan yang setara, saling menghormati dan menguntungkan.
"Kita tentu tidak dapat menghapus sejarah namun kita dapat belajar dari masa lalu. Kita jadikan pelajaran tersebut untuk meneguhkan komitmen kita untuk membangun sebuah hubungan yang setara yang saling menghormati dan saling menguntungkan," ujar Jokowi.