Selasa 10 Mar 2020 15:26 WIB

Warga Italia Diisolasi karena Virus Corona Hingga 3 April

Italia isolasi warganya untuk mengendalikan penyebaran virus corona.

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
Pengunjung berjalan di St Mark
Foto: Anteo Marinoni/LaPresse via AP
Pengunjung berjalan di St Mark

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA — Perdana Menteri Italian Giuseppe Conte mengumumkan pada Senin (9/3) agar seluruh warga di negara itu untuk berada di rumah masing-masing dan melarang seluruh pertemuan publik, hingga penyelenggaraan pertandingan sepak bola Serie A. Langkah itu ditujukan untuk mengendalikan penyebaran virus corona jenis baru, di mana kasus infeksi terus bertambah. 

 

Baca Juga

 

Italia melaporkan secara total ada lebih dari 463 kematian akibat COVID-19 hingga Senin (9/3). Selama ini, negara di Eropa Barat itu belum pernah memberlakukan langkah isolasi. 

 

 

“Saya akan \menandatangani dekrit yang dapat diringkas sebagai berikut: Saya tinggal di rumah. Perjalanan harus dihindari di seluruh semenanjung kecuali jika dibenarkan karena alasan profesional, karena kebutuhan atau karena alasan kesehatan," ujar Conte dalam pidato pengumuman melalui siaran televisi nasional Italia, dilansir France 24, Selasa (10/3). 

 

 

Langkah-langkah untuk memperluas zona karantina dilakukan oleh Pemeritah Italia, dI mana Milan dan Venesia menjadi kota terbaru diantaranya yang terkena pembatasan. Secara nasional, pembatasan akan berlangsung hingga 3 April mendatang, dengan demikian semua kegiatan belajar mengajar di sekolah dan universitas akan ditutup sementara, demikian acara-acara publik, seperti seluruh pertandingan olahraga. 

 

 

Meski demikian, belum jelas bagaimana langkah-langkah pembatasan ini sepenuhnya ditegakkan. Sejumlah kereta dan penerbangan di Italia masih terus beroperasi, seperti dari Milan. Hanya ada pembatasan untuk wilayah Lombardy. 

 

 

Pejabat kesehatan Italia telah memperingatkan pada akhir pekan lalu bahwa wilayah Lombardy mulai kehabisan tempat tidur di rumah sakit untuk pasien perawatan intensif. Pemerintah juga mulai memanggil para pensiunan dokter sebagai bagian dari upaya cepat meningkatkan layanan kesehatan dengan menerjukan hingga 20.000 staf.

 

 

Meski demikian, jumlah korban COVID-19 masih terus bertambah dari hari ke hari. Italia mencatat rekor 133 kematian pada Ahad (8/3) lalu dan segera mengumumkan bahwa 22 juta masker bedah telah dipesan untuk membantu mengendalikan penularan virus. 

 

 

Seperangkat tindakan terbaru pemerintah berarti bahwa orang-orang perlu mengisi formulir sertifikasi diri standar yang membenarkan alasan mereka bepergian. Ini akan diserahkan kepada otoritas di stasiun kereta api dan bandara serta jalan-jalan utama yang membentang antara kota-kota di Italia. Keputusan itu secara resmi berlaku pada Selasa (10/3).

 

 

"Setiap orang harus menyerahkan sesuatu untuk melindungi kesehatan warga. Hari ini adalah momen tanggung jawab kita. Kita tidak bisa lengah,” kata Conte. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement