Selasa 10 Mar 2020 16:40 WIB

BNI Syariah Siapkan Teknis Haji Cashless

BNI Syariah mempersiapkan uji coba berkoordinasi dengan Kemenag.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Gita Amanda
 BNI Syariah sedang mempersiapkan teknis uji coba haji cashless sambil berkoordinasi dengan Kementerian Agama (Kemenag). Ilustrasi foto calon Jamaah Haji sedang menerima uang saku atau living cost di Asrama Haji Pondok Gede.
Foto: Dok Republika/Rakhmawaty La'lang
BNI Syariah sedang mempersiapkan teknis uji coba haji cashless sambil berkoordinasi dengan Kementerian Agama (Kemenag). Ilustrasi foto calon Jamaah Haji sedang menerima uang saku atau living cost di Asrama Haji Pondok Gede.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BNI Syariah sedang mempersiapkan teknis uji coba haji cashless sambil berkoordinasi dengan Kementerian Agama (Kemenag) dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). GM Haji Umroh BNI Syariah, Endang Rosawati menyampaikan, uji coba akan dilakukan pada 1-2 kloter jamaah.

"Kita sedang mempersiapkan untuk uji coba nanti, tidak semua jamaah dan tidak semua living cost," katanya kepada Republika, Selasa (10/3).

Baca Juga

Endang mengatakan, belum diputuskan kloter mana saja yang akan mengujicobakan program ini. Jumlah living cost yang masuk dalam kartu debit juga belum diputuskan. Sementara diputuskan, jamaah akan menerima uang saku dalam kartu dan tunai.

BNI Syariah masih perlu merinci operasional secara teknis, contoh kapan penyerahan kartunya, kloter mana yang akan menerima, dan lainnya. Endang menyampaikan, uji coba akan terfokus pada semua jamaah dalam kloter tanpa memandang usia, asalnya, juga bank tempat pelunasan biaya haji. "Karena kita tidak hanya melayani nasabah jamaah haji dari BNI Syariah saja," katanya.

Alur pelayanan pun masih perlu dibicarakan. Endang mengatakan, BNI Syariah akan mempersiapkan sumber daya di Arab Saudi yang akan melayani setiap keperluan terkait kartu debit tersebut.

BNI Syariah masih akan menggunakan jaringan yang sudah bekerja sama yakni Mastercard dan Visa. Sehingga, kartu debitnya sudah bisa diterima atau digunakan di Arab Saudi.

Salah seorang jamaah yang telah melaksanakan haji, Suparman Sutisna (55 tahun) menyampaikan transaksi keuangan jamaah di Arab Saudi memang lebih banyak dilakukan secara tunai. Uang saku biasanya digunakan untuk makan, membeli oleh-oleh, dan membayar dam.

"Saat itu uang sakunya 1.500 riyal dan itu cukup untuk makan, beli oleh-oleh ala kadarnya, juga membayar dam," kata dia.

Transaksi juga lebih banyak dilakukan di pasar atau toko kecil yang tidak punya mesin EDC. Ia mengatakan banyak jamaah rekanannya yang memang kehabisan uang saku sehingga harus tarik tunai lagi di ATM.

Kartu debit sering kali digunakan hanya untuk mengambil uang tunai daripada transaksi. Suparman mengatakan rencana haji cashless akan memudahkan jika infrastrukturnya mendukung.

Seperti, penyediaan EDC yang merata hingga ke pasar-pasar. Keuntungannya juga, jamaah tidak perlu khawatir membawa uang terlalu banyak. Kasus kehilangan uang hingga kecopetan cukup sering terjadi pada jamaah saat berada kerumuman yang padat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement